REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengakui, hingga saat ini pendidikan tinggi Indonesia masih mengalami banyak tantangan. Mulai dari daya saing, kualifikasi dan kompetensi dosen, peningkatan infrastruktur pendidikan, technology readiness dan lain sebagainya.
"Karena itu saya menginstruksikan agar Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti untuk konsentrasi pada peningkatan mutu dosen melalui berbagai skema," kata Nasir di Gedung Kemenristekdikti, Jakarta, Senin (7/5).
(Baca: UIN Sunan Kalijaga Buka Program Magister Informatika)
Dia mengungkapkan, ada banyak skema yang bisa dilakukan untuk mendorong kualitas dosen menjadi lebih unggul. Salah satunya melalui pemberian beasiswa juga mendorong riset dengan kolaborasi bersama profesor berkelas dunia.
Dia menegaskan, masalah SDM menjadi hal yang harus diperhatikan dalam pendidikan tinggi. Sebab, Nasir tidak mau, perguruan tinggi memasok lulusan yang keahliannya tidak dibutuhkan oleh industri.
"Hal ini sangat penting karena mutu dosen akan menentukan reputasi pendidikan tinggi kita di kancah dunia," ujar Nasir.
Dia juga menginstruksikan semua rektor serta koordinator kopertis untuk mendorong para profesor agar melakukan riset dan publikasi. Selain itu, bagi dosen yang belum profesor juga mesti terus didorong untuk menjadi profesor karena saat ini proporsi dosen Indonesia masih didominasi lulusan S-2, yakni sebanyak 189.627 orang.
"Harus di dorong, karena profesor memiliki kontribusi besar dalam meningkatkan daya saing bangsa," kata dia.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
