Senin 21 May 2018 17:29 WIB

Unair Ancam Keluarkan Dosen Anut Radikalisme

Unair sedang memproses tenaga pendidik yang terkait dengan Hizbut Tahrir Indonesia.

Rektor Universitas Airlangga Surabaya, Mohammad Nasih.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Rektor Universitas Airlangga Surabaya, Mohammad Nasih.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Universitas Airlangga Surabaya mengancam mengeluarkan dosen atau mahasiswa yang mempunyai paham radikalisme atau yang menolak ideologi Pancasila. Hal itu sebagai bentuk perlawanan Unair terhadap terorisme dan radikalisme.

"Para tenaga pendidik, para dosen, para mahasiswa yang ada. Silakan jika punya visi misi yang bersebrangan dengan Airlangga dan ingin mengubah Pancasila, ingin merubah substansi dari UUD 1945, ingin tidak bersatu dalam NKRI untuk segera keluar dari Airlangga," kata Rektor Unair Prof M Nasih di sela peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di kampus setempat, Senin (21/5). 

Jika para dosen maupun mahasiswa tidak mau keluar, lanjut Nasih, Unair akan memberikan tindakan tegas dengan mengeluarkan mereka. Hal itu yang berulang kali Nasih sampaikan kepada sivitas akademika Unair.

"Sejauh ini belum ada yang diberhentikan karena masih proses,” kata dia. 

Nasih menegaskan, sampai saat ini Unair menunggu proses dari Kemenristekdikti terkait tenaga pendidiknya yang ikut Organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) selesai. Dia mengatakan proses terhadap dosen itu sebagaimana peraturan yang ada.

“Yang sudah jelas dari Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) sudah diproses,” kata dia. 

Dia menerangkan proses yang dilakukan termasuk mendengarkan keterangan.  “Nanti yang akan memproses ada Menristekdikti. Kita hanya bertugas untuk memberikan informasi dan usulan kepada Kemenristekdikti," ujarnya.

Aturan itu, bagi Nasih, adalah hal yang mendasar. Terutama terkait janji pegawai negeri sipil (PNS). 

Jika yang bersangkutan melanggar janji itu maka sanksinya jelas, yaitu diberhentikan dari PNS. “Kami mengajak semua bersatu untuk mengidentifikasi semua. Pilihannya keluar atau dikeluarkan," ujarnya.

Unair juga memberikan pengumuman kepada masyarakat untuk tidak memilih Unair jika memipunyai misi khusus. Misi khusus itu terutama mengubah Pancasila untuk menjadi teror dan lain-lain.

"Jangan pilih Airlangga karena akan dikeluarkan juga," ucapnya.

Dalam peringatan Harkitnas, Nasih juga meminta civitas Unair untuk bangkit dan tidak kalah dengan perjuangan para pahlawan. Dia mengatakan para pahlawan telah berjuang dan ikut berjuangan dengan apa yang menjadi perjuangan Unair saat ini.

"Karena kita adalah perguruan tinggi, maka kita harus bangkit untuk mencerdaskan bangsa, menghapus berbagai macam kebodohan dan terus akan melawan terorisme, komunisme, narkoba dan korupsi serta semua yang merusak merongrong Indonesia dan NKRI," ujarnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement