Sabtu 19 May 2018 15:07 WIB

Alumni PMII UI Dukung Kampus Perangi Radikalisme

Gerakan melawan radikalisme dan terorisme di Indonesia pantas dilakukan UI.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Andi Nur Aminah
Teror Bom (ilustrasi)
Foto: republika/bayu hermawan
Teror Bom (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Indonesia (UI) mendukung penuh upaya UI untuk melakukan langkah-langkah nyata dalam memerangi gerakan radikalisme dan terorisme. Yakni dengan membersihkan kampus dari pemikiran dan tindakan yang berpotensi menjadi lahan subur gerakan radikalisme di kampus UI.

"UI sebagai universitas yang menyandang simbol negara Indonesia memang sudah sepatutnya menjadi pioner dan garda terdepan dalam melakukan gerakan melawan radikalisme dan terorisme di Indonesia dengan program nyata dan konkret," kata Ketua Forum Alumni PMII UI Achmad Solechan melalui pesan tertulis, Sabtu (19/5).

Dia juga menyatakan, Forum Alumni PMII mendorong pimpinan Perguruan Tinggi Negeri khususnya UI mengantisipasi gerakan radikalisasi dikampus. Karenanya, UI mesti menjadikan momentum ini sebagai langkah untuk membuat serangkaian aksi nyata dan program riil untuk menghilangkan gerakan radikalisasi dikampus UI. "Kami berharap UI mampu menekan dan menjadi motor penggerak untuk mematikan sel-sel tidur teroris dan radikalis," tegas dia.

Selain itu, dia pun mengajak alumni UI baik yang formal (Iluni UI) dan informal dalam menangani radikalisme di kampus. Misalnya, dengan turut mengawasi dan menertibkan sejumlah civitas akademika baik mahasiswa, dosen, alumni dan lainnya yang terlibat dalam aksi-aksi intoleransi dengan menggunakan atribut dan simbol UI.

Sebelumnya, beberapa waktu terakhir ini terjadi aksi teror dan pengeboman di beberapa daerah. Aksi tersebut bermula dari insiden kerusuhan narapidana terorisme di Mako Brimob Depok. Akibat kerusuhan ini, beberapa aparat kepolisian berujung maut.

Setelah itu, terjadi aksi bom bunuh diri di beberapa gereja di Surabaya dan disusul serentetan aksi bom di berbagai tempat. Serentetan kejadian ini mesti menjadi refleksi bersama bagi bangsa ini tak terkecuali Pendidikan Tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement