Jumat 18 May 2018 10:51 WIB

UAD Siap Kirim Guru ke Australia

PP Muhammadiyah tengah mengembangkan sarana pendidikan menengah

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Fernan Rahadi
Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Kasiyarno.
Foto: Republika/Erik Iskandarsjah Z
Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Kasiyarno.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tengah memperluas peran strategis di kancah global. Hal itu salah satunya diwujudkan dalam dunia pendidikan di Mesir, Malaysia dan Australia.

Untuk di Australia, PP Muhammadiyah tengah mengembangkan sarana pendidikan menengah. Demi menyukseskan hal itu, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta pun turut memberikan kontribusinya. Rektor UAD, Kasiyarno mengatakan, salah satu kontribusi yang diberikan adalah dengan mengirim tenaga pengajar pada sarana pendidikan yang didirikan oleh PP Muhammadiyah di Australia.

"Sarana pendidikan itu sekaligus menjadi wadah bagi para alumni UAD, terutama bagi alumni di bidang pendidikan. Tak hanya itu, para mahasiswa yang akan menjadi calon guru pun juga dapat melakukan praktek pengajaran di sana," ujar Kasiyarno kepada Republika, saat dijumpai di ruang kerjanya pada Senin (14/5).

Ia mengaku, saat ini, di Australia telah terdapat beberapa pendidikan berlatar belakang keislaman, namun belum ada yang didirikan oleh organisasi dari Indonesia. Ia pun optimistis sarana pendidikan itu akan cukup diminati mengingat Australia merupakan salah satu destinasi pendidikan bagi masyarakat Indonesia yang melanjutkan pendidikan pascasarjana di Australia.

Mengingat sebagian dari mahasiswa itu sudah berkeluarga dan mungkin telah memiliki anak, maka kehadiran sekolah dari Muhammadiyah itu dapat menjawab kebutuhan atas adanya sarana pendidikan islami di Australia. Selain itu, lanjutnya, sarana pendidikan dengan konsep boarding school ini diharapkan juga dapat menjawab kebutuhan sebagian masyarakat Indonesia yang ingin anaknya mendapat pendidikan islam di luar negeri.

Pada 2019 ditargetkan Muhammadiyah telah mulai mengoperasikan sarana pendidikan dasar dan menengah di Australia tersebut. Saat ini, lahan milik Muhammadiyah di Melbourne seluas 10 hektare tengah dipersiapkan untuk menjadi pusat pendidikan Muhammadiyah serta Islamic Centre.

"Letaknya cukup strategis dan dapat ditempuh melaui perjalanan darat selama sekitar 30 menit dari pusat kota Melbourne. Melalui program ini, kami sekaligus ingin membangun citra di Australia bahwa Islam di Indoenesia tidak seperti yang dibayangkan oleh sebagian masyarakat barat," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement