REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ketua Panitia On MIPA-PT 2018, Misbah Fikrianto mengungkapkan, ITB menjadi kampus yang paling mendominasi juara dalam olimpiade kali ini. Hampir sebagainya besar medali emas dipegang kampus bergengsi dari Jawa Barat tersebut.
"Kalau tadi kita lihat ITB mendapatkan medali emas di bidang fisika, kimia, dan matematika. Sementara bidang biologi dipegang IPB," kata Misbah saat ditemui wartawan di Dome UMM Malang, Senin (7/5).
Secara detail, terdapat tiga perwakilan mahasiswa yang mendapatkan medali emas di bidang matematika. Selain ITB, perwakilan Universitas Gajah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) juga mendapatkan medali tersebut. Sementara di bidang fisik, tiga posisi teratas diambil alih secara keseluruhan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB).
Di bidang kimia, medali emas ditempati oleh ITB, UGM dan Universitas Surabaya. Selanjutnya, untuk bidang biologi diperoleh Institut Pertanian Bogor (IPB), ITB dan Universitas Indonesia (UI).
Misbah mengatakan, terdapat 256 mahasiswa dari 85 Perguruan Tinggi (PT) swasta maupun negeri se-Indonesia yang mengikuti olimpiade tingkat nasional tersebut. Sebelumnya, para peserta ini diseleksi dari 4974 orang dari daerah masing-masing.
"Ke depan kita harapkan bisa ditingkatkan jumlah pesertanya mengingat animo besarnya," kata dia.
Selain sertifikat, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sebagai penyelenggara juga memberikan uang pembinaan. Pemerintah menyiapkan uang pembinaan dari Rp 1,5 sampai 7 juta dengan menyesuaikan penghargaan yang didapatkannya. Kemudian para pemenang ON MIPA-PT bidang matematika nantinya akan dikirim ke Bulgaria untuk mengikuti International Mathematics Competition pada Juli mendatang.
"Nanti mereka dilatih dulu sebelum berangkat ke sana," jelasnya.
ON MIPA-PT digelar sebagai bagian dari upaya mempersiapkan mahasiswa untuk meningkatkan daya saing bangsa melalui peningkatan kualitas bidang MIPA. Digelar sejak 2009, olimpiade ini meliputi bidang Matematika, Kimia dan Fisika dan Biologi. Tidak hanya sekedar lomba, olimpiade kali ini diharapkan dapat menjadi ajang silaturahmi untuk melahirkan tenun kebangsaan. Peserta diharapkan tidak hanya dapat bersaing, namun juga mengambil banyak hal positif untuk dibawa pulang ke kampus masing-masing.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
