Kamis 19 Apr 2018 18:39 WIB

ITS-Lapan Kerja Sama Manfaatkan Satelit untuk Keamanan Laut

Mempermudah pemilik kapal dalam memantau lokasi kapalnya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kemudi Kapal Laut di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Sabtu (25/11).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Kemudi Kapal Laut di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Sabtu (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) untuk mengembangkan pemanfaatan data satelit. Melalui kerja sama ini, ITS dan Lapan  melakukan pengembangan satelit untuk pemantauan lingkungan dan kemaritiman, terutama dalam pengembangan Automatic Identification System (AIS).

Direktur Inovasi Kerja sama dan Kealumnian ITS Kriyo Sambodho menjelaskan, adanya kerja sama ini sangat menguntungkan bagi Pusat Unggulan Iptek Keselamatan Kapal (PUI KEKAL) ITS. Pasalnya, mereka dapat dengan mudah memanfaatkan data AIS milik LAPAN untuk mendeteksi keberadaan kapal besar terhadap pipa laut.

Lebih lanjut, dia menerangkan, pada dasarnya setiap kapal besar yang memiliki ukuran lebih dari 300 gross tonnage (GT) wajib dilengkapi oleh data AIS. Hal ini untuk mempermudah pemilik kapal dalam memantau lokasi kapalnya.

Namun, kekurangan yang ada pada data AIS ini belum dilengkapi dengan data lokasi pipa laut. Sedangkan data tersebut amat penting, dikarenakan jika keberadaan kapal berdekatan dengan pipa laut maka akan sangat berbahaya. Hal ini yang menurutnya akan menjadi perhatian ITS bersama LAPAN melalui kerja samanya.

"Ketika kapal berhenti di dekat pipa laut, ada indikasi untuk melempar jangkar. Tindakan ini akan mempengaruhi kebocoran pipa yang bisa menimbulkan ledakan dan kebakaran seperti yang terjadi di Teluk Balikpapan itu," kata pria yang akrab dosapa Dodhot dalam pesan singkatnya, Kamis (19/4).

Oleh karena itu, Dodhot, PUI KEKAL ITS mencoba membuat inovasi baru. Dimana kalau data AIS ITS ini berhasil dikembangkan, maka akan lebih mudah bagi kapal untuk menghindari pipa laut. Ini tentunya mengurangi risiko kecelakaan dan pencemaran lingkungan.

Selain itu, kondisi pemanfaatan data untuk lokasi kapal dan pipa laut ini sifatnya masih terbatas hanya di daerah Singapura, Selat Madura, Jakarta, Sulawesi dan Kalimantan. Bagi daerah-daerah yang lain masih memanfaatkan data gelombang radio.

"Harapannya dengan adanya data satelit ini semua bisa ter-cover semuanya," kata Dodhot.

Sebelumnya, ITS bersama LAPAN melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang kerja sama pengembangan satelit untuk keamanan laut. Penandatanganan dilakukan di kantor LAPAN, Bogor, pada awal April 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement