REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tiga Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta berhasil memenangkan kompetisi penerima bantuan modal usaha dari Kementerian Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Menkop UMKM). Ketiganya menerima bantuan modal bersama-sama dengan 20 orang penerima bantuan modal dari perguruan tinggi lainnya di Yogyakarta.
Seluruh mahasiswa pengusaha dari perguruan tinggi di Yogyakarta ini berhasil mendapatkan bantuan modal usaha setelah bersaing dengan ribuan pendaftar dari seluruh Indonesia dan 160 orang pendaftar dari DIY. Menurut Kepala Bagian Kemahasiswaan UIN Sunan Kalijaga Boy Fendriya Djatmika mengatakan kampusnya mengirimkan 19 orang mahasiswa untuk mengikuti seleksi.
"Sebanyak 19 orang ini telah melakukan perintisan wirausaha yang meliputi kuliner, fashion, buket, agroindustri, jasa kreatif, counter, ritel dan sebagainya," kata Boy, Kamis (19/4).
Setelah melalui beberapa tahapan seleksi, 10 orang mahasiswa dari UIN Sunan Kalijaga mengikuti pelatihan bersama-sama dengan seluruh mahasiswa pengusaha se-DIY yang lolos seleksi. Dari proses pelatihan dan pengamatan tim penilai dari Menkop UMKM, tiga orang mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, yakni Putri Shakinah A, Yusuf dan Nanda Alzeta Pratama dinyatakan lolos seleksi.
Ketiganya bersama-sama dengan 17 orang mahasiswa dari perguruan tinggi lain di lingkup Yogyakarta ditetapkan sebagai peserta bantuan wirausaha pemula-gerakan mahasiswa pengusaha 2018 dari Pemerintah. Menurutnya, selain mendapat modal usaha sebesar Rp 10 juta hingga Rp 13 juta, mereka juga mendapatkan fasilitas antara lain Nomor Induk Koperasi, Badan Hukum Koperasi, sertifikat hak merk, ijin usaha mikro kecil, dana bergulir dan KUR.
Putri Shakinah Ayuningtyas mengatakan, keterbatasan ekonomi yang dialami di awal kuliahnya di kota Yogyakarta membuat dirinya berupaya menggali ide berkreasi menciptakan karya yang bisa dijual. Di sela-sela kuliah, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi ini menekuni hobinya yang suka membuat kerajinan tangan dari berbagai bahan seperti flanel dan pita satin. Selanjutnya bahan itu diolah menjadi bunga untuk menghias kamar.
"Hasil karya itu kemudian saya tawarkan ke teman-teman kuliah dan ternyata banyak yang suka. Oleh karena itu saya membuka usaha yang bernama Bungapalsubouquet dan saya tawarkan lewat medsos," kata Putri.
Bulan-bulan awal berdirinya usaha, Putri menambah alat-alat sederhana untuk membantu produksi dan survei berbagai bahan dengan kualitas disesuaikan dengan harga. Namun, ia tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk kepuasan para konsumen.
Bermodal awal Rp 200 ribu, ia memulai usaha ini dengan sangat sederhana. Langkah awal dimulai dengan membuka stan di berbagai agenda wisuda kampus-kampus di Yogyakarta. Selain itu, ia pun membuka toko online untuk pengiriman seluruh Indonesia dengan ongkos pengiriman ditanggung oleh konsumen.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
