Rabu 18 Apr 2018 10:36 WIB

Mahasiswa IPB Ajak Restoran Kurangi Limbah Makanan

Standardisasi ukuran menu makanan ini diimplementasikan pada nasi terlebih dulu

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Logo IPB
Logo IPB

REPUBLIKA.CO.ID,  BOGOR -- Dua mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), M Firman Ardiyansyah dan Raden Ajeng Faadhila mencetuskan ide memberi ukuran porsi untuk makanan seperti ukuran baju, yaitu S, M, dan L. Mereka mengelompokkan makanan di restoran berdasarkan standar ukuran dalam penelitian berjudul 'Standarisasi Konsep Size S, M, L pada Menu Makanan di Restoran sebagai Solusi Masalah Limbah Makanan untuk Menciptakan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia.'

Penelitian keduanya berhasil menjadi juara pertama dalam National English Competition yang diadakan Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris (HMJBSI), Universitas Negeri Medan yang diikuti berbagai universitas di Indonesia. Dilansir dalam laman resmi www.ipb.ac.id, Firman mengatakan tujuan standardisasi ukuran menu makanan ini diimplementasikan pada nasi terlebih dahulu. Ini sebab nasi tak lain makanan pokok mayoritas penduduk Indonesia.

"Standardisasi ukuran makanan ini harapannya dapat mengurangi kerugian pangan yang terjadi pada tahap konsumsi. Ini mewujudkan pembangunan berkelanjutan, yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab," kata Firman.

Ukuran S diberikan untuk nasi porsi kecil setara 50 gram atau tiga per delapan gelas beras. Ukuran M untuk porsi moderat atau yang biasa di makan, yaitu 100 gram atau tiga per empat gelas. Ukuran L untuk porsi besar dengan 150 gram atau setara sembilan per delapan gelas beras. Firman berharap standardisasi ukuran makanan ini dapat diimplementasikan di restoran-restoran seluruh Indonesia. Ini menjadi salah satu solusi permasalahan limbah pangan.

Banyak hotel dan restoran di Indonesia yang menghasilkan limbah makanan sisa. Hasil riset Center for Research on Environment, Appropriate Technology and Advocacy (Creata) - sebuah perkumpulan di Depok yang mengampanyekan Zero Waste Restaurant (ZWR) - menunjukkan jumlah restoran yang melakukan pemilahan sampah di Indonesia masih sedikit.

Salah satu penggagas ZWR, Widhyanto Muttaqien mengatakan Creata mengagas kampanye ZWR yang mengajak seluruh pemilik restoran mengurangi pembuangan dan langsung mengedukasi konsumen di meka makan dengan dua tagar, yaitu #janganbuangmakananmu dan #bukanporsitapigizi. Kampanye ini memiliki kegiatan yang menghubungkan hulu ke hilir.

Laporan National Geographic 2016 menunujukkan sepertiga makanan di seluruh dunia terbuang percuma. Di sisi lain, ada 800 juta orang kelaparan setiap tahunnya. Buah dan sayuran menjadi bagian terbanyak dari 1,3 miliar ton makan terbuang. Sebanyak 20 persennya hilang dalam proses pemetikan dan pengepakan, tiga persen hilang dalam proses penyimpanan dan pengiriman, dua persen hilang saat diproduksi dengan cara pengalengan, dijus, dimasak, sembilan persen hilang di grosir dan supermarket, dan 19 persen tidak termakan atau terbuang di rumah tangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement