Jumat 06 Apr 2018 20:49 WIB

Rektor ITB Ingatkan Manajemen Risiko Bencana

Indonesia ikut andil dalam mengurangi risiko bencana

Gerbang Kampus ITB/ilustrasi
Gerbang Kampus ITB/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menggelar wisuda Tahun Akademik 2017/2018 pada 6 dan 7 April 2018 di Gedung Sabuga. Pada wisuda kali ini, total 1.434 mahasiswa telah lulus dengan rincian wisudawan Program Sarjana sebanyak 567 orang, wisudawan Program Magister sebanyak 793 orang, dan wisudawan Program Doktor sebanyak 74 orang.

Pada Jumat (6/4) ini merupakan hari pelaksanaan wisuda bagi Program Magister dan Program Doktor. Selanjutnya Sabtu (7/4) esok akan dilaksanakan wisuda bagi Program Sarjana.

Rektor ITB Kadarsah Suryadi dalam pidatonya menyampaikan tentang disaster risk management, atau Manajemen Risiko Bencana di Indonesia. Pengetahuan ini setidaknya penting untuk dimiliki oleh Bangsa Indonesia sebagai masyarakat yang tinggal di suatu kawasan dengan potensi bencana cukup besar.

"Menyadari potensi kerawanan bencana alam yang kita hadapi ini, negara Indonesia tidaklah tinggal diam. Bersama dengan negara-negara lain di dunia, Indonesia telah menandatangani berbagai agenda internasional dalam usaha mengurangi risiko bencana di Indonesia,"kata Kadarsah, Jumat (6/4).

Ia mengungkapkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebagai lembaga utama pemerintah yang merencanakan dan mengatur koordinasi dalam upaya pengurangan risiko bencana dan reaksi tanggap darurat telah menyusun dan melaksanakan berbagai program. Mulai dari penetapan undang-undang terkait bencana, kebijakan terkait, hingga pengarusutamaan kesadaran pentingnya mitigasi bencana dalam kehidupan bermasyarakat, melalui koordinasi dengan lembaga dan kementerian lainnya.

Tidak hanya Pemerintah Pusat, komunitas di tingkat regional dan lokal, dan juga organisasi internasional telah mencoba berbagai usaha penanggulangan bencana di Indonesia. Hal ini terlihat dari keterlibatan aktif semua pihak pada tahap pencegahan dan mitigasi, kesiapsiagaan, situasi darurat, dan pemulihan. Kolaborasi dari berbagai kalangan untuk mengatasi setiap tantangan yang ada pada tiap tahapan merupakan hal yang dibangun dan diperkuat untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi kejadian bencana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement