Jumat 23 Mar 2018 15:26 WIB

Mahasiswa IPB Kenalkan Tarian Manuk Dadali di Malaysia

Besty juga menjadi salah satu peserta TRANcH Melaka.

 Besty Rizka Ulvia,  mahasiswa Departemen Ilmu dan Terknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian berkesempatan menjadi salah satu peserta AIMS
Foto: Dok HUmas IPB
Besty Rizka Ulvia, mahasiswa Departemen Ilmu dan Terknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian berkesempatan menjadi salah satu peserta AIMS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Besty Rizka Ulvia,  mahasiswa Departemen Ilmu dan Terknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian berkesempatan menjadi salah satu peserta AIMS (ASEAN International Mobility for Student) ke Universiti Teknologi MARA (UiTM) di Malaysia selama empat bulan sejak akhir tahun lalu hingga Januari 2018.

Di UiTM,  Besty memperkenalkan budaya tari kreasi Manuk Dadali dan “Wedhang Uwuh” sebagai salah satu tarian dan  minuman tradisional Indonesia.

Program AIMS ini menarik untuk diikuti karena program ini memfasilitasi mahasiswa untuk berkembang secara softskill maupun hardskill. Kegiatan pertukaran pelajar ini diharapkan  meningkatkan kemampuan adaptasi mahasiswa dengan lingkungan baru.

“Kita dapat bertemu teman-teman baru dari berbagai negara seperti Jepang, Korea, Jerman, Afganistan, Iraq, yang tentu saja akan mengasah kemampuan bahasa Inggris kita dan menambah koneksi antar negara. Selain itu, program ini  mengajak kita untuk menambah wawasan tentang budaya negara lain serta merupakan ajang untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia,” ujarnya.

Selain itu kegiatan kebudayaan, Besty juga menjadi salah satu peserta TRANcH Melaka. Kegiatan ini dikhususkan untuk mahasiswa internasional yang berlangsung selama 3 hari dengan tujuan mengenali sejarah Kota Melaka dan mencicipi makanan khas yang ada di sana.

Perjalanan Besty ke negeri jiran tidak begitu mulus. Ia sempat terkendala dengan masalah aplikasi visa ke Malaysia yang cukup lama sehingga jadwal keberangkatan harus diundur.

“Dengan diundurnya jadwal keberangkatan, maka saya sempat tertinggal pelajaran hingga dua minggu. Namun masalah tersebut dapat teratasi berkat bantuan  dari staf dan dosen di sana,” ujarnya.

Besty pun menyarankan untuk mahasiswa lain yang ingin mengikuti program summer course di luar negeri untuk mencari informasi sedetail mungkin mengenai kegiatan exchange tersebut. Termasuk syarat-syarat visa negara yang ingin dituju.

“Baca dengan seksama dan lengkapi semua persyaratan yang diperlukan. Berkas-berkas sebaiknya disiapkan jauh hari sebelum deadline submission supaya apabila terjadi kekurangan atau kesalahan, masih ada waktu untuk memperbaiki,” tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement