Rabu 14 Mar 2018 18:18 WIB

Mahasiswa UMM Ditantang Ciptakan Konten Kreatif

Konsistensi itu penting untuk terus berkarya dan berkreasi.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Mahasiswa di Dome UMM.
Foto: Wilda Fizriyani/REPUBLIKA
Mahasiswa di Dome UMM.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ditantang untuk menciptakan konten kreatif di era digital ini. Sebab, pekembangan zaman digital selalu menghadirkan sejumlah profesi baru yang dapat menembus batas dan waktu.

Melihat perkembangan ini, UMM pun menggandeng situs komunitas dalam jaringan (daring) terbesar di Indonesia untuk berbagi informasi dan kiat sukses berkreasi di era digital. Hadir sebagai influencer, yakni Hujwiriawan Ewing (Ewing HD) dan Wahyu Naufal (WN Naufal). Keduanya merupakan mahasiswa yang sukses memulai profesi sebagai influencer melalui Kaskus.

Pada kesempatan ini, Ewing HD membagikan kisahnya mulai berkarya melalui Kaskus. Ia menyampaikan, saat ini tidak ada alasan bagi anak-anak muda untuk tidak memulai menjadi seorang konten kreator. "Sekarang kita sudah dimudahkan dengan berbagai fasilitas yang ada di smartphone, jadi kita bisa bikin konten di mana aja," jelas Ewing melalui keterangan resmi yang diterima Republika, Rabu (14/3).

Selain itu, ia juga menekankan, untuk membangun kepercayaan diri saat memulai berkarya harus ada konsistensi. Bagi pemuda kelahiran Yogyakarta ini, konsistensi itu penting untuk terus berkarya dan berkreasi. Apabila tak ada sikap tersebut, dia yakin tidak akan ada perubahan ke depannya.

Jika Ewing berkarya dengan cara membuat dan membagikan video-video horor, Naufal lebih memilih menyalurkan kegemarannya pada kisah horor melalui tulisan. Naufal telah menulis thread di Kaskus sejak 2016. Ia telah berhasil membukukan cerita yang ia bagikan di Kaskus dengan judul 100 Tahun setelah Aku Mati.

Naufal mengaku hal paling penting dalam menulis itu niat yang kuat untuk melanjutkan menulis. Bagi mahasiswa asal Yogyakarta ini, jika sudah ada niatan untuk melanjutkan menulis, maka memulai menulis bukan hal yang sukar. "Yang paling penting itu niat lanjutin nulis bukan niat nulisnya," jelasnya.

Senada dengan kisah dua orang tersebut, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI UMM) Joko Widodo juga mengisahkan kesuksesan mahasiswa UMM Luluk HF yang membagikan tulisan yang dibagikan di media online. Kemudian karyanya dibukukan dalam bentuk novel, hingga diangkat ke layar lebar oleh salah satu rumah produksi ternama.

Joko menilai, media-media daring seperti Kaskus, Instagram dan Facebook memang bukan lagi wilayah yang asing bagi anak muda utamanya mahasiswa. Berkenaan dengan hal tersebut, dosen mata kuliah Kreasi Sastra ini mengajak mahasiswanya untuk mengunggah puisi atau cerita pendek (cerpen) yang merupakan penugasan kuliah di blog pribadi atau laman Facebook masing-masing.

"Saya ingin suatu saat mahasiswa saya bisa sukses melalui keterampilan menulis, jadi saya minta mereka mengerjakan tugas dan dikirim di blog atau Facebook miliknya," tuturnya.

Saat ini, profesi sebagai konten kreator memang sangat digandrungi utamanya oleh anak muda yang berstatus mahasiswa. Hal tersebut membuat dosen Ilmu Komunikasi (IKOM UMM) Nurudin mengajak mahasiswa UMM untuk terus menulis tanpa banyak waktu untuk merenung.

"Jangan menunda untuk menulis, karena setiap tulisan punya pasarnya sendiri-sendiri," terang dosen yang juga penulis buku Tuhan Baru Masyarakat Cyber di Era Digital.

Nurudin berpendapat, menulis itu tidak perlu melulu yang harus ada temanya baru bisa berkarya. Mahasiswa sekarang suka jalan-jalan dan mengabadikan melalui foto, hal tersebut sudah dapat dijadikan bentuk tulisan tentang pengalaman pribadi. Jika tulisan itu dapat dibungkus dengan unik, maka pembaca akan terus menunggu tulisan-tulisan baru kita yang selanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement