Jumat 09 Mar 2018 21:00 WIB

Alumni UMM Berbagi Cerita Sukses Berwirausaha

Banyak generasi muda yang memilih berprofesi sesuai dengan minat dan bakatnya.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Wirausaha, ilustrasi
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Wirausaha, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Saat ini, generasi muda lebih melirik profesi yang mereka bangun sendiri dibandingkan menjadi karyawan. Mereka juga lebih memilih berprofesi sesuai dengan minat dan bakatnya.

Muhammad Arifin, menjadi salah satu alumni Universitas Muhammadiyah Malang yang sukses di dunia wirausaha. Alumni Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik UMM tersebut telah diganjar banyak penghargaan nasional berkat usahanya menghidupkan industri kreatif.

Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar yang didirikannya pada 2014 telah memiliki 85 anak binaan, 21 di antaranya bahkan telah memiliki usaha sendiri serta empat lainnya telah melanjutkan kuliah. Ia pun meraih penghargaan selama tiga tahun berturut-turut. Beberapa di antaranya pada ajang penganugerahan Pemuda Pelopor Nasional di Bidang Pendidikan, Wirausaha Kreatif di ajang Satu Indonesia Award dan Yayasan Berprestasi Nasional.

"Saya teringat wasiat ibu saat mendirikan yayasan. Kini saatnya saya membalas semua kebaikan yang ibu berikan pada saya dengan berbuat baik pada orang lain," ujarnya mengenang almarhumah sang ibu.

Hal yang dilakukan Arifin berbeda dengan Nasihudin Cahya, Awang Ristanto, dan Helmi Mahendra. Bagi ketiganya, berwirausaha merupakan jalan untuk menyalurkan kecintaan mereka pada kopi.

"Awalnya saya sama Cahya suka kopi, lalu ikut-ikut dan belajar membuat kopi sama teman, kemudian muncullah ide kenapa gak buka sendiri saja," ungkap mahasiswa Program Studi Perternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan UMM tersebut.

Setelah menyiapkan diri untuk berwirausaha, Awang beserta dua temannya memanfaatkan becak milik Cahya sebagai tempat untuk berjualan dengan mengusung brand Becak Koling yang merupakan singkatan dari Becak Kopi Keliling

Hambatan-hambatan menjadi wirausahawan yang memulai semuanya dari kantong pribadi tidak lantas menyurutkan semangat tiga mahasiswa UMM asli Malang ini. Helmi menyebutkan, di awal mereka memulai usaha sering tidak ada yang membeli. Alih-alih menyiutkan cita-cita, hal ini justru menjadi pecutan semangat untuk ketiganya.

"Pernah sampai di lokasi terus hujan deras, sepi gak ada yang beli," kata mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) tersebut.

Meski sekedar berjualan kopi, Awang mengaku, omzet yang dikantongi setiap bulannya cukup lumayan. Ketiganya bahkan menargetkan untuk memiliki lahan milik sendiri untuk digunakan berjualan agar ada tempat tetap dan tidak harus berpindah-pindah, utamanya saat hujan.

"Untung yang didapat buat beli alat-alat baru dan kalau bisa tahun ini bisa punya lahan walaupun kecil yang penting menetap," harap Helmi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement