Jumat 09 Mar 2018 03:57 WIB

Organisasi Peneliti Medis Cochrane Indonesia Diluncurkan

Pendirian Cochrane Indonesia merupakan hasil kerjasama antara UGM dan UI

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
Kampus UGM.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UGM.

REPUBLIKA.CO.ID,  SLEMAN -- Dies Natalies ke-72 Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada turut diisi peresmian Cochrane Indonesia. Itu ditandai penandatanganan prasasti Dekan FKKM UGM Ova Emilia, Dekan FK UI Ari Fahrial Syam dan CEO Global Cochrane Mark Wilson.

Penandatanganan peresmian didampingi Rektor UGM Panut Mulyono dan Dirjen Sumber Daya Iptek dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti Ali Ghufron Mukti. Direktur Cochrane Indonesia, Detty Nurdiati mengatakan, ini jadi langkah signifikan perkembangan pelatihan dan penelitian kesehatan nasional.

"Melalui Cochrane Indonesia ini menghadirkan penelitian terkait ilmu kesehatan yang berbasis bukti (evidense base)," kata Detty.

Ia menyampaikan, pendirian Cochrane Indonesia merupakan hasil kerjasama antara UGM dan UI selama delapan tahun terakhir. Sejak 2004, Detty dan tim telah berupaya meningkatkan peran dan dampak dari pelaksanaan kesehatan berbasis bukti dalam praktif sehari-hari.

Selain itu, tentu organisasi ini memainkan peran edukasi dan pelatihan, serta dalam pembentukan kebijakan publik khususnya soal kesehatan ibu dan anak. Detty berharap, akan ada lebih banyak upaya bersama untuk memastikan kesehatan berbasis bukti.

"Dalam setiap aspek penelitian, pelayanan dan kebijakan kesehatan di Indonesia," ujar Detty.

Detty menilai, kebutuhan akan ilmu kesehatan berbasis bukti relevan dan terkini semakin meningkat. Karenanya, dengan kehadiran Cochrane Indonesia, masyarakat diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan ahli-ahli yang memadai.

Kepala Pusat Afiliasi Cochrane Indonesia, Siti Setiati menyebutkan, informasi di Cohcrane sudah digunakan dan dipercaya banyak ahli, pemerintah, pembuat kebijakan, dokter, perawat, peneliti dan profesional bidang kesehatan yang bekerja di rumah sakit, perguruan tinggi dan klinik kesehatan di Indonesia atau dunia.

"Mereka menggunakan bukti dari Cohrane guna mendukung keputusan medis, pembuatan kebijakan dan pedoman pelayanan kesehatan untuk pasien," kata Siti.

Siti menjelaskan, Cochrane melakukan review secara komperehensif dengan mempertimbangkan data dari sejumlah penelitian di dunia. Sehingga, dapat digunakan dalam pengembangan kebijakan dan pelayanan kesehatan yang efektif di Indonesia.

Sejauh ini, lanjut Siti, bukti dari Cochrane telah dimanfaatkan memperbaiki pelayanan bagi ibu hamil dan bayi melalui penduan kesehatan terbaru. Semisal, sebagai contoh panduan ibu hamil dengan pre-eklamsia, informasi suplementasi besi dan edukasi ibu menyusui.

Cochrane Indonesia turut berpartisipasi aktif dalam jaringan Cochrane Global di London, yang menyatukan lebih dari 38 ribu orang di 130 negara. Memiliki basis peneliti di UGM dan UI, Kementerian Kesehatan turut digandeng demi menginformasikan kebijakan baru dan membuat pelatihan bagi tenaga medis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement