Kamis 08 Mar 2018 19:35 WIB

Dua Mobil Hemat Energi ITS Lolos Inspeksi SEM Asia 2018

Sapuangin dan Nogogeni, dinyatakan lolos tahap technical inspection

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Hazliansyah
Tim Nogogeni menguji mobil listrik Nogogeni V di sela-sela peluncuran Tim Sapuangin dan Nogogeni, di Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur, Senin (12/2).
Foto: Antara/Moch Asim
Tim Nogogeni menguji mobil listrik Nogogeni V di sela-sela peluncuran Tim Sapuangin dan Nogogeni, di Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur, Senin (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dua mobil hemat energi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Sapuangin dan Nogogeni, dinyatakan lolos tahap technical inspection atau scrutineering di ajang Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2018 di Changi Exhibition Center, Singapura, Kamis (8/3).

Dengan demikian, kedua mobil andalan ITS tersebut bisa mengikuti race untuk bertarung dengan tim-tim lainnya se-Asia yang rencananya akan dilaksanakan pada Jumat (9/3).

General Manager ITS Team Sapuangin Rafi Arsyad menjelaskan, dari 124 tim yang terdaftar di kompetisi tahunan ini, 25 tim merupakan wakil dari beberapa universitas di Indonesia. Wakil-wakil Indonesia ini akan bertanding dalam dua kategori, yakni prototype dan urban concept.

"Sebelum bisa melakukan /race, semua mobil tim harus melalui 12 tahapan inspeksi," kata Rafi dalam pesan singkatnya, Kamis (8/3).

Rafi menjelaskan semua tahapan yang dimaksud. Yakni tahap inspeksi untuk kelengkapan driver (drivers control), berat kendaraan (vehicle weight), vehicle dimension, seatbelt and roll bar, brake (rem), visibility, mechanical vehicle design, electrical vehicle design, energy verification (sesuai kategori bahan bakar), dan tahap telematry (kemampuan memantau kelengkapan dan kondisi mobil dari jarak jauh).

Tim Sapuangin dan Nogogeni akhirnya mampu melewati ke-12 tahapan inspeksi tersebut. Rafi mengaku, saat menjalani inspeksi, sempat terjadi beberapa kekhawatiran dari kedua tim wakil ITS. Itu dikarenakan adanya sedikit kesalahpahaman dari tim inspeksi, dan juga adanya sedikit gangguan pada mobil saat inspeksi.

Namun, Sapuangin yang turun di kategori Urban Concept bahan bakar gasoline lancar sampai tahap electrical vehicle design. Meskipun, saat tahap telematry sempat terjadi kekacauan sistem karena induksi listrik dari coil (penguat voltage untuk busi).

"Akhirnya harus diputus sementara sambungan sistemnya ke coil tersebut, tapi nantinya saat /race akan disambung lagi," ujar Rafi.

Langkah ini diambil atas saran panitia tim inspeksi, karena memang alat telematry para peserta dari panitia yang mengakui terjadi kesalahan.

"Nantinya, sistem telematry ini akan dipasang lagi untuk lomba kecepatan pada hari Minggu, setelah dilakukan lomba irit-iritan bahan bakar, kata Witantyo, dosen pembina tim Sapuangin yang turut mendampingi.

Sementara tim Nogogeni yang tanding di kategori Urban Concept bahan bakar listrik sempat mengalami kesulitan saat inspeksi driver yang seharusnya berat badannya minimal 70 kilogram. Dimana ketika kurang beratnya, harus ditambahi pemberat.

"Nogogeni memiliki dua driver, namun salah satu driver kurang 12 kg beratnya. Harus dipilih salah satu drivernya," kata Dedy Zulhidayat, dosen pembina tim Nogogeni.

Soal pakaian, driver Nogogeni juga sempat dipertanyakan. Karena tidak ada keterangan tahan api. Namun setelah diperiksa ternyata karena kesalahan produsen yang lupa menyertakan keterangan tersebut pada pakaian.

"Setelah lolos inspeksi, semua tim melakukan test drive untuk menjajal sirkuit yang telah disiapkan panitia," ujar Dedy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement