Rabu 14 Feb 2018 15:17 WIB

Menag: PTKI Teruji Bentengi Bangsa dari Pemahaman Intoleran

Kurikulum yang diajarkan menekankan pentingnya menghormati keragaman.

Menag Lukman memberi arahan di Kampus IAIN Samarinda, Kaltim
Foto: dok. Kemenag.go.id
Menag Lukman memberi arahan di Kampus IAIN Samarinda, Kaltim

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- kontribusi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sangat besar. PTKI ikut menjaga generasi bangsa dari pemahaman yang intoleran.

“Kita bersyukur PTKI di Indonesia telah teruji dan berhasil untuk membentengi bangsa dari pemahaman yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat membuka Seminar Internasional dan Temu Tokoh Lintas Agama di IAIN Samarinda, Rabu (14/02).

"Hal ini karena kurikulum yang diajarkan menekankan pentingnya menghormati keragaman itjihad dan madzhab terhadap hal-hal yang sifatnya furuiyyah," sambungnya.

Lukman mengapresiasi IAIN Samarinda yang menggelar Seminar Internasional dengan mengusung tema 'Revitalizing The Role Of Islamic Higher Education Towards Cultural Transformation And Radicalsm Prevention'.

Seminar ini dihadiri praktisi pengajar dari sejumlah perguruan tinggi negara sahabat, di antaranya: Brunai Darussalam, Singapura, Malaysia, Australia dan Thailand. Menurut Lukman, tema seminar spesifik, membahas revitalisasi dan peran Pendidikan Tinggi Islam dalam rangka transformasi budaya dan menangkal radikalisme merupakan isu yang sangat penting dan krusial.

“Bagi saya, seminar internasional ini, tidak hanya sekadar untuk diseminarkan. Akan tetapi perlu ada langkah-langkah kongrit dalam rangka mencegah radikalisme di negara kita," katanya.

Lukman menambahkan, bila ingin melihat corak keberagaman suatu bangsa, lihatlah bagaimana keberadaan perguruan tinggi di negara tersebut. Dengan kematangan pendekatan ilmu-ilmu keislaman tersebut, alumni dan civitas akademika PTKI relatif terbiasa melihat keragaman pendapat serta tidak kagetan dalam melihat perbedaaan pendapat.

“Saya juga mengapresiasi akan tumbuhnya pusat studi Islam dan Pancasila di kampus IAIN Samarinda untuk memproteksi seluruh civitas akademika dari ajaran-ajaran yang menebar kebencian berbasis agama," ujar dia.

“Tidak ada tempat buat intoleransi tumbuh di Indonesia dan PTKI mesti antisipatif dengan riset-riset kebijakan berbasis problem yang sedang terjadi di masyarakat. Sekali lagi saya berharap agar kampus IAIN Samarinda terus menjaga DNA PTKI kita yang terus mengembangkan paradigma Islam rahmatin lil alamin," sambung Menag.

Dalam kesempatan tersebut, Menag juga meresmikan Pusat Studi Islam dan Pancasila serta peletakan batu pertama pembangunan Auditorium Kampus II IAIN Samarinda.

Tampak hadir dalam acara, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, Rektor IAIN Samarinda Mukhammad Ilyasin, Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, Kakanwil Kemenag Kaltim Sofyan Noor, Kakanwil Kemenag Kaltara, tokoh lintas agama dan Forkominda Kalimantan Timur.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement