Jumat 08 Dec 2017 11:01 WIB

UGM Gelar Seminar Internasional Pembangunan Perdamaian Asia

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Hazliansyah
Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM).
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada (PSKP UGM) akan menggelar seminar internasional bertajuk "Comparative Peacebuilding in Asia: National Transitions from Etnics Conflict and Authoritarianism". Seminar berlangsung pada 8-11 Desember 2017 di Balai Senat UGM.

"Seminar ini diselenggarakan untuk merefleksikan transformasi dan kontribusi proses demokratisasi di negara-negara Asia selama ini, bagi keberlanjutan perdamaian di Asia pada umumnya, dan Indonesia khususnya," kata Kepala PSKP UGM, Najib Azka, saat konferensi pers di Ruang Fortakgama UGM, Jumat (8/12).

Ia berpendapat, seminar akan jadi wadah dalam pengembangan kajian perdamaian dan resolusi konflik di Asia. Selain itu, Najib menekankan, seminar akan memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara pemangku-pemangku kepentingan, yang terlibat dalam promosi perdamaian.

"Harapannya, dari seminar ini bisa dihasilkan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah Indonesia dan masyarakat sipil serta di tatanan regional," ujar Najib.

Seminar menghadirkan pembicara utama Gubernur Lemhanas RI Letjen (Purn) Agus Widjojo. Rencananya, Agus akan membawakan pidato kunci berjudul "Military Reform, Democratic Transtition and National Reconciliation in Indonesia".

Seminar juga mengundang pembicara dari kalangan tokoh-tokoh masyarakat yang aktif mengawal isu perdamaian dan resolusi konflik level domestik dan regional.

Di antaranya Direktur Asian Foundation Sandra Hamid, Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, Aboud Syed Linga dari Instiute of Bangasmoro, Terence Lee dari National University dan Pendiri LSM Syarikat Imam Aziz.

Seminar diselenggarakan PSKP UGM sebagai bagian dari seminar paralel yang dilakukan pula di Inggris dan Srilangka. Selain itu, seminar diadakan dengan menggandeng London School of Economics, University of York dan Australia National University.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement