Kamis 30 Nov 2017 00:21 WIB

Fakultas Teknik UI Tambah Guru Besar

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Esthi Maharani
Universitas Indonesia
Foto: antara
Universitas Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan dua guru besar tetap Fakultas Teknik (FT). Keduanya adalah Dwita Sutjiningsih sebagai Guru Besar Tetap UI bidang ilmu Hidrologi Teknik Sipil dan Fitri Yuli Zulkifli sebagai Guru Besar Tetap UI bidang ilmu Microwave Antenna Engineering Teknik Elektro. Para profesor tersebut dikukuhkan pada Rabu(29/11) diBalai Sidang UI, kampus Depok.

Pengukuhan dua Guru Besar oleh Rektor UI, Muhammad Anis ini menambah jumlah Profesor Tetap di lingkungan UI menjadi sebanyak 274 orang. Dalam pidato pengukuhannya, Dwita memaparkan pidato pengukuhannya yang berjudul, "Ekohidrologi dalam Bingkai Masyarakat Urban : Peran Ahli sebagai Pemangku Kepentingan."

Dalam pidatonya, Dwita menyebutkan hampir 80 persen ekosfir telah dikondisikan, dikonversi, dan dikonsumsi manusia. Maka diperlukan rencana tindak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat melalui pergeseran paradigma dan kebijakan, melalui inovasi dan pendidikan, melalui riset integratif interdisiplin sehingga dapat tercipta kebijakan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi.

"Sejumlah upaya dapat dilakukan melalui penerapan prinsip-prinsip desain ekologi yang inovatif yang digabungkan dengan rekayasa ekologis, restorasi ekologis dan ekohidrologi; serta melalui peninjauan-ulang dan pengembangan pendidikan dan nilai-nilai (sosial-ekonomi-budaya), pembelajaran sepanjang hayat, serta landasan etika dan apresiasi budaya yang dapat menciptakan latar belakang untuk integrasi antara masyarakat dengan alam yang lebih baik," kata Dwita dalam siaran pers yanh diterima Republika, Rabu (29/11).

Sedangkan Fitri menyampaikan pidato pengukuhan berjudul "Antena sebagai Sensor pada Aplikasi Teknologi Modern untuk Peningkatan Kualitas Hidup." Fitri menuturkan antena untuk berbagai teknologi modern mengalami perkembangan yang sangat pesat, yang diawali hanya dengan antena kawat sederhana (dipole), kemudian menjadi berbagai jenis antena, antena susun kompleks dengan berbagai dimensi dan kini menuju nano antena yang bekerja di frekuensi Terahertz.

"Penggunaan antena yang awal digunakan untuk komunikasi radio, kemudian TV dan terus berkembang ke telekomunikasi nirkabel yang kini menuju 5 Generation (5G), kini sangat dirasakan menjadi kebutuhan hidup manusia," kata Fitri

Fitri melanjutkan bahwa kini antena berkembang terus, dapat digunakan sebagai sensor dalam berbagai aplikasi seperti pada sistem telekomunikasi 4G yang menggunakan smart antenna dengan boaming forming untuk mendeteksi dan mebgarahkan signal ke pelanggan. Hal tersebut membuat signal lebih efisien dengan jarak jangkau layanan yang lebih luas, pada sistem radar untuk mendeteksi kapal laut pada Vessel Traffic Surveillance (VTS) sistem pendeteksian kesehatan manuska dengan microwave imaging dan sistem spektroskopi Terahertz yang dapat mendeteksi jenis bahan yang terkandung dalam makanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement