Senin 04 Sep 2017 14:35 WIB

Mahasiswa Asing dari 16 Negara Ikuti Pesmaba UMM 2017

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hazliansyah
  Flashmob mahasiswa tandai pembukaan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Selasa (8/9).  (foto : dok. Humas UMM)
Flashmob mahasiswa tandai pembukaan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Selasa (8/9). (foto : dok. Humas UMM)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sebanyak 7.609 mahasiswa mengikuti kegiatan Pengembangan Studi Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Malang (Pesmaba UMM) dari 4 sampai 7 Agustus 2017. Dari ribuan peserta, terdapat 78 mahasiswa asing dari 16 negara seperti Afganistan, Cina, India, Jepang, Jerman, Kamboja, Korea Selatan, Laos, Libya, Malaysia, Polandia, Rusia, Sierra Leone, Sudan, Thailand dan Vietnam.

"Kalian adalah yang terbaik dari 24 ribuan pendaftar, hanya 7.609 yang diterima," kata Rektor UMM Professor Fauzan di Dome UMM Malang, Senin (4/8).

Menurut Fauzan, mahasiswa UMM ini kelak akan menjadi manusia pilihan yang bermanfaat bagi Indonesia. Masa depan Indonesia untuk lebih maju berada di tangan para generasi muda yang kini mulai mengikuti kegiatan di UMM. Untuk itu, dia sangat berharap para mahasiswanya bisa meneguhkan karakter kebangsaan pada diri masing-masing.

"Saudara harus persiapkan diri menjadi pemimpin berkarakter yang perlu ditunjukkan kepada manusia lainnya karena 10 tahun ke depan kalian akan menjadi pemimpin," ujar Fauzan.

Seperti diketahui, saat ini para mahasiswa baru mulai mengikuti Pesmaba UMM. Oleh sebab itu, dia sangat berharap para mahasiswanya tidak hanya sekadar mengenal secara fisik dan lahiriyah, tapi ke aspek lainnya. Dalam hal ini ia meminta agar bisa mengintegrasikan perasaan, mental dan ideologi menjadi satu kesatuan yang dirajut di dalam universitas.

Fauzan menegaskan, bukan hanya mahasiswa dari seluruh provinsi Indonesia yang hadir di UMM, tapi juga luar negeri. Menurut dia, kondisi itu jelas menjadi kesempatan baik untuk menambah wawasan baru. Kondisi ini juga dapat dimanfaatkan untuk membentuk karakter kepemimpinan yang lebih baik.

"Dan saya harap kalian jangan jadi mahasiswa yang penting lulus saja, tapi menjadi yang optimis," tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement