Rabu 05 Jul 2017 17:00 WIB

Lima Tim Robotika ITS Ikuti Ajang KRI di UPI Bandung

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Kontes Robot Indonesia
Foto: Antara
Kontes Robot Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Lima tim robotika dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengikuti ajang Kontes Robot Indonesia (KRI) tingkat nasional di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, 6-9 Juli 2017. Kelimanya mengikuti masing-masing divisi dalam kontes tersebut.

Kelima robot tersebut yakni RI-Grant pada divisi Kontes Robot Abu Indonesia (KRAI), Al-Jazari pada divisi Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Beroda, Abinara-1 pada divisi Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) Berkaki, Virose pada divisi Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), serta Ichiro pada divisi Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid.

Humas Tim Robotika ITS, Khairunnisa, mengatakan masing-masing tim sudah melakukan persiapan sejak mengikuti ajang KRI tingkat regiobal di Malang beberapa waktu lalu. "Saat lomba regional kami sudah melihat beberapa tim yang bertanding dengam kami. Kami bisa membuat evaluasi dan memperbaiki robot-robot yang kami punya," ujarnya kepada wartawan seusai acara pemberangkatan tim robotika ITS di halaman Rektorat ITS Surabaya, Rabu (5/7).

Ia mengakui perkembangan teknologi berdampak pada tingkat kesulitan terkait tema yang ditentukan panitia dari tahun ke tahun. Tema-tema yang ditentukan panitia lebih tinggi kesulitannya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Karena tema yang ditentukan juga mengikuti lomba dari luar negeri," kata dia.

Ia mencontohkan, tema untuk ketagori KRAI tahun ini robot harus bisa meletakkan piringan ke tujuh spot yang ditentukan. Kesulitan terletak pada bagaimana mendesain mekanisme pergerakan robot. Pada kategori KRPAI Berkaki, tingkat kesulitan ditingkatkan dari sebelumnya titik start boleh memilih, tahun ini diacak.

Ketua Tim Robot Virose, M Ainur Fahd, menambahkan, timnya melakukan upgrade robot melalui riset dari awal. Sebab, tahun ini ada aturan baru dimana sensor yang dulunya menggunakan suara kini diganti dengan bluetooth. Saat perlombaan nanti, robot akan mendengarkan musik melalui bluetooth.

"Kesulitannya karena ada maksimal distanse dari bluetooth kadang kita tabrakan dengan bluetooth dari lawan. Untuk mengantisipasinya, kami menggunakan elektronik kalau sudah dipasangkan salah satu bluetooth akan dikunci," jelas mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro angkatan 2014 tersebut.

Ainur Fahd menargetkan robot Virose bisa meraih juara pertama di ajang KRI tingkat nasional tersebut. Tahun lalu, robot Virose mendapay juara ketiga di ajang yang sama. Ia menyebut perjuangan timnya dalam meng-upgrade fisik robot Virose. Sebelumnya, Virose hanya memiliki 21 degree of freedome (DOF), kini ditingkatkan lebih tinggi. Timnya membuat robot Virose selama delapan bulan dengan menghabiskan dana Rp 22 jut per robot. "Nanti ada dua robot yang akan bertanding," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement