Sabtu 10 Jun 2017 19:51 WIB

BIPA UMM Dipercaya Kemenlu Didik Calon Diplomat Asing

Kegiatan international gathering mahasiswa asing di UMM.
Foto: Dokumen
Kegiatan international gathering mahasiswa asing di UMM.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG --  Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia memercayakan unit Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, sebagai lembaga penyedia jasa pengajaran bahasa dan budaya Indonesia bagi 12 calon diplomat dari lima benua. Kegiatan ini dilaksanakan melalui program the 12th Promotion to Indonesian Language and Culture for Foreign Diplomats.

Adapun pemilihan BIPA UMM sebagai penerima mandat setelah melalui proses seleksi dan visitasi. Kepala BIPA UMM Dr Arif Budi Wurianto, menilai pemilihan UMM ini objektif. Hal tersebut lantaran ketersediaan sarana dan prasarana yang baik, juga kacakapan UMM dalam mengelola jejaring yang membuat UMM seringkali dipercaya menjadi tuan rumah dalam sejumlah event internasional. 

Terakhir, pada bulan lalu (8-11/5), UMM dipercaya mengelola International Gathering mahasiwa program Darmasiswa RI yang diikuti 540 mahasiswa asing dari 78 negara. “Kegiatan yang merupakan program dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kemenlu RI ini direncanakan berlangsung pada Juli hingga Agustus,” ujarnya, dalam siaran pers, Sabtu (10/6). 

Selama rentang waktu tersebut, imbuhnya, para calon diplomat akan belajar bahasa Indonesia tingkat dasar dan budaya Indonesia. Adapun program budaya meliputi outing class yakni pengenalan alam dan budaya di Jawa Timur pada umumnya dan Malang pada khususnya.

“Mereka akan belajar topeng Malangan, membatik, juga karawitan yang akan didukung oleh Lembaga Kebudayaan UMM. Saya kira ini tantangan berat bagi kita, karena hanya dalam satu bulan kita mengajarkan bahasa dan budaya Indonesia kepada mereka,”  kata dia.  

Sementara visitasi yang dilakukan Pusdiklat Kemenlu RI pada 19 Mei lalu untuk mengonfirmasi program yang ditawarkan. Selain itu, lanjutnya, secara objektif tim Kemenlu melakukan kunjungan ke fasilitas-fasilitas yang tersedia di UMM, yakni fasilitas pembelajaran, fasilitas sumber daya manusia, faktor pendukung yaitu dukungan dari universitas serta fasilitas-fasilitas yang memungkinkan mereka bisa belajar sesuai dengan standardisasi yang ditetapkan oleh Kemenlu.

“Sebelumnya kegiatan ini terus difokuskan di Jakarta dan Yogyakarta. Untuk pertama kalinya, setelah dua belas tahun, kegiatan diselenggarakan di Jawa Timur khususnya UMM,”  jelasnya.

Ia menegaskan, program ini memiliki nilai tambah bagi UMM, terutama pada akreditasi atau akuntabilitas masyarakat khususnya pemerintah. Capaian tersebut sekaligus melengkapi daftar program kerja sama BIPA dengan kementerian lain. 

Di antaranya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  lewat program Darmasiswa, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia melalui Kerja Sama Negara Berkembang (KNB), dan terakhir dari Kemenlu melalui program tersebut. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement