Kamis 08 Dec 2016 15:09 WIB

51 Ners Universitas Alma Ata Yogyakarta Angkat Sumpah

Ners UAA diambil sumpahnya.
Foto: Dokumen
Ners UAA diambil sumpahnya.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 51 Ners Angkatan VII lulusan Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Alma Ata (UAA) Yogyakarta, diangkat sumpahnya. Dalam judisium, sebanyak 40 Ners lulus dengan predikat cumlaude, sembilan ners lulus dengan predikat sangat memuaskan, dan tiga orang lulus memuaskan. 

Tiga lulusan terbaik yaitu Gita Kania Saraswati Hartoyo Putri, Cici Rosnita J Idu, dan Muhammad Agung Krisdianto. “Para lulusan telah mengikuti pembelajaran di rumah sakit, puskesmas, dan panti wreda yang menjadi mitra UAA,” kata Zulpahiyana, Sekretaris Program Studi Profesi Ners UAA, dalam rilisnya, Kamis (8/12).

Muhammad Agung Krisdianto dalam sambutan mewakili lulusan mengatakan mahasiswa Angkatan VII Pendidikan Profesi Ners menggunakan angkatan pertama yang metode pembelajaran baru. Angkatan VII merupakan mahasiswa angkatan pertama yang menggunakan metode pembelajaran sistem block. 

Juga angkatan pertama penerap sistem kurikulum berbasis kompetensi.  “Kami angkatan pertama penerap sistem tutorial, dan kami pula angkatan pertama dengan penerapan clinical exposure pada setiap semester genap untuk pertama kalinya di UAA. Hal ini menciptakan mental dan modal pengetahuan yang cukup matang agar kami dapat bersaing di dunia kerja mendatang,” kata Muhammad. 

Sementara itu, Rektor UAA, Prof Hamam Hadi mengatakan UAA menjadi pelopor penerapan sistem pembelajaran baru, di antaranya, clinical exposure dan student center learning. Sistem pembelajaran ini diterapkan agar mahasiswa memiliki cara berfikir kritis dan lebih mandiri. 

Kelulusan ini, kata Hamam, merupakan awal dari mahasiswa untuk memasuki dunia riil yang akan bergaul dan bekerja di masyarakat. “Gunakan ilmu yang telah diperoleh dan sikap kritis dalam menghadapi permasalahan. Insya Allah tidak ada kesulitan dalam menjalankan tugas,” ujarnya. 

Lulusan Alma Ata, lanjut Hamam, dengan bekal yang diperoleh dari kampus diharapkan bisa menjadi ‘problem solver’ dan bukan ‘problem maker’. “Dalam menjalankan tugas, Anda harus mempunyai niat memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Cari ridho Allah yang bisa menyelamatkan hidup di dunia dan akhirat,” katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement