Jumat 30 Sep 2016 22:36 WIB

Undip dan Pertamina Rintis Taman Laut Buatan di Karimunjawa

Rep: Bowo Priadi/ Red: Dwi Murdaningsih
Pulau Karimunjawa seluas 107.225 hektar dan memiliki keindahan alam baik di darat maupun di bawah laut tersebut, menjadi ikon pariwisata Jawa Tengah pada 2013 mendatang.
Foto: Antara
Pulau Karimunjawa seluas 107.225 hektar dan memiliki keindahan alam baik di darat maupun di bawah laut tersebut, menjadi ikon pariwisata Jawa Tengah pada 2013 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang bersama dengan PT Pertamina (Persero) bakal mewujudkan taman laut buatan (artifisial) di kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Rintisan pengembangan taman bawah laut ini telah dilaksanakan dengan melakukan program rehabilitasi terumbu karang di Karimunjawa dengan menggunakan metode biorock teknologi terbaru.

Small Medium Entrepreneur and Partnership Program (SMEPP) Operation Manager PT Pertamina (Persero), Agus Mashud S Asngari mengatakan, pembuatan taman laut artifisial ini merupakan salah satu bentuk kerjasama PT Pertamina (Persero) serta partisipasi mahasiswa di bidang pengabdian masyarakat.

“Khususnya dalam mendorong pemberdayaan dan pengembangan ekowisata bahari di kepulauan Karimunjawa, sebagai salah satu destinasi wisata baharai unggulan provinsi Jawa Tengah,” ungkapnya, Jumat (30/9).

Menurut Agus, teknologi biorock bekerja menggunakan proses elektrolisis air laut, yaitu dengan meletakkan dua elektroda di dasar laut dan dialiri dengan listrik tegangan rendah yang aman bagi ekosistem bawah laut.

Biorock dibentuk dengan menggunakan struktur ram besi non-galvanisasi sebagai katoda dan karbon, timah atau titanium sebagai anoda. Saat dialiri listrik, struktur biorock ini menimbulkan reaksi elektrolitik yang mendorong pembentukan mineral di struktur katoda.

Mineral yang mengendap berupa kalsium karbonat dan magnesium hidroksida merupakan struktur dasar dari terumbu karang. “Karena pengakresian mineral yang terjadi secara cepat, maka bibit terumbu karang yang ditanamkan ke struktur biorock dapat tumbuh secara cepat,” jelasnya.

Sebagai sumber tenaga, lanjutnya, untuk menjalankan sistem biorock ini akan digunakan pembangkit listrik tenaga matahari (solar cell) yang memang benar- benar ramah lingkungan dan tidak membahayakan.

Saat ini proses pembuatan taman bawah laut ini sudah dilaksanakan. Diharapkan empat hingga lima tahun ke depan, kerjasama pembuatan taman bawah laut artifisial ini sudah dapat dinikmati hasilnya.

Selain menjadi kawasan konservasi terumbu karang, taman laut artifisial ini tentunya juga akan menjadi spot diving (menyelam) yang menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Karimunjawa.

Seperti diketahui, aktivitas senorkeling di perairan Karimunjawa dituding menjadi penyumbang tersbesar kerusakan terumbu karang. Sehingga selain pembatasan kawasan spot senorkeling juga penting diupayakan rehabilitasi kerusakan terumbu karang yang ada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement