Selasa 06 Sep 2016 12:58 WIB

UMM Sambut Mahasiswa Baru

Rep: Christiyaningsih/ Red: Fernan Rahadi
umm
Foto: umm
umm

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyambut hadirnya 6.812 mahasiswa baru dalam Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) 2016. Pesmaba 2016 diselenggarakan pada Senin (5/9) di Kampus UMM yang diikuti maba dari sepuluh fakultas.

Seluruh mahasiswa baru berkumpul di helipad UMM sejak pagi. Tahun ini Pesmaba 2016 diikuti pula oleh 188 mahasiswa asing dari 18 negara. Mereka di antaranya berasal dari Korea Selatan, Sudan, Jepang, Jerman, Italia, Turki, Singapura, dan Arab Saudi.

Sebagaimana tahun sebelumnya, para maba diajak untuk membentuk flashmob yang dibentuk dari formasi maba bertuliskan Love UMM, Love Indonesia, dan Jas Merah Kampus Putih. Rektor UMM, Fauzan, mengungkapkan flashmob ini sebagai simbol kecintaan terhadap UMM dan Indonesia. 

"Siapapun yang mencintai UMM sudah pasti mencintai Indonesia karena di kampus ini para mahasiswa dididik untuk menjadi calon pemimpin yang berkarakter," ujar Fauzan pada Senin (5/9) dalam sambutannya saat Pesmaba.

UMM yang juga disebut kampus putih adalah kampus yang membawa misi kemajuan dengan ideologi Muhammadiyah. "Saya punya keyakinan para lulusan UMM bisa menjadi agen Islam yang membangun peradaban," katanya menambahkan.

Persaingan untuk bisa lolos ke UMM pun sangat tinggi. Dari 25 ribuan pendaftar yang mengikuti seleksi, hanya 6.812  pendaftar yang berhak diterima sebagai mahasiswa baru angkatan 2016. UMM merupakan salah satu universitas unggul sehingga oleh PP Muhammadiyah diamanati sebagai Perguruan Tinggi Pembina untuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah di wilayah Indonesia Timur.

UMM didukung oleh 1.969 orang dosen dan sekitar 721 karyawan serta lebih dari 102 profesor dan doktor. "Dengan SDM yang mumpuni serta fasilitas yang lengkap, UMM mendidik mahasiswanya untuk menjadi lulusan yang profesional dan berakhlak mulia," kata Fauzan.

Pesmaba ini semakin istimewa karena turut dihadiri Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Dalam sambutannya, Haedar menyebut Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu pusat pergerakan Muhammadiyah. 

Kampus yang berdiri sejak 1964 ini terbukti mencetak kader Muhammadiyah yang kompeten dan sarat prestasi. "UMM menjadi salah satu pusat pergerakan Muhammadiyah yang membawa misi Islam berkemajuan untuk mencerahkan umat," kata Haedar.

Jika dirunut ke belakang, mantan rektor UMM Malik Fadjar pernah dipercaya menjadi menteri dalam tiga periode. Sedangkan mantan rektor UMM yang lain, Muhadjir Effendy, kini duduk di bangku kabinet sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Berkaca dari para pemimpin tersebut, Haedar meyakini para mahasiswa UMM berada di bawah bimbingan orang-orang yang cemerlang. Ia mengimbau kepada seluruh civitas akademika UMM agar selalu menjadi seorang pembelajar.

Sementara itu, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa juga datang untuk memberikan kuliah umum di hadapan enam ribu mahasiswa baru UMM. Berbicara sekitar satu jam, Khofifah memaparkan berbagai program pemerintah dalam kerangka Nawacita dan isu-isu terkini seputar dunia pendidikan. 

"Global partnership sangat penting di era seperti sekarang ini dan saya lihat kerja sama yang dijalin UMM dengan berbagai institusi di luar negeri sudah bagus," ungkapnya.

Mensos juga menuding pornografi dan narkoba sebagai ancaman serius yang bisa merusak karakter anak bangsa. Ia berharap seluruh civitas akademika di UMM menjauhkan diri dari kedua hal tersebut. Karena, kampus acapkali menjadi wilayah empuk bagi pengedar untuk meracuni para mahasiswa.

Khofifah mengisahkan kunjungannya pekan lalu ke Lampung. Di sebuah universitas negeri, mahasiswanya justru kedapatan membawa satu kilogram ganja di dalam kampus. "Ini membuktikan bahwa lingkungan akademik belum tentu steril dari pengaruh narkoba karena bisnis ini sangat menggiurkan," paparnya.

Kehadiran Khofifah ini telah ditunggu-tunggu oleh ribuan mahasiswa di UMM. Tak hanya karena ia merupakan seorang menteri namun ia juga dikenal sebagai Ketua PP Muslimat Nadhatul Ulama. Kehadiran dirinya di lingkungan Muhammadiyah, kata Khofifah, diharapkan bisa menjadi contoh persatuan antar umat Muslim. Tanpa persatuan mustahil peradaban Islam bisa menuju kejayaan. 

"Muhammadiyah bersimbol matahari dan NU simbolnya bumi, bumi dan matahari adalah dua unsur yang saling bersinergi," ungkapnya yang disambut tepuk tangan para mahasiswa. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement