Ahad 19 Jun 2016 07:00 WIB

Batan-Unas Kerja Sama Bidang Pengembangan Teknologi Nuklir

Universitas Nasional
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Universitas Nasional

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Nasional (Unas) bekerjasama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) di bidang pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan. Rektor Universitas Nasional El Amry Bermawi Putera mengatakan kerja sama ini merupakan sinergi yang sangat strategis dan saling menguntungkan. Terlebih lagi karena UNAS memiliki program studi yang terkait pemanfaatan nuklir.

Tenaga nuklir merupakan salah satu energi serta bahan bakar yang bisa dipakai oleh manusia. Pemanfaatan tenaga nuklir dapat masuk di berbagai aspek kehidupan. Saat ini pemanfaatan nuklir tidak hanya difokuskan pada bidang kelistrikan. Tenaga nuklir juga dapat dimanfaatkan dibidang pertanian, biologi, kesehatan dan teknik.

"Nuklir bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan karena memiliki banyak manfaat, baik di dunia kesehatan maupun di bidang pertanian," ungkap El Amry.

Bentuk kerjasama kongkrit yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah membuat Seminar Nasional tentang pemanfaatan energi nuklir. Selain itu, akan ada workshop yang melibatkan Dekan-Dekan Fakultas di Universitas Nasional untuk memetakan kekuatan dan kebutuhan serta peluang kerjasama antara kedua belah pihak.

Kepala Batan Djarot S. Wisnubroto  menyampaikan, Batan harus selalu menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi. Sebab, kampus bisa membantu dari sisi sumberdaya, sosialisasi serta kegiatannya. “Secara pribadi saya punya ikatan panjang dengan Unas. Sehingga ini bagian dari kita untuk melakukan sosialisasi sumber daya. Kita juga ingin bekerjasama dengan Unas untuk memajukan teknologi nuklir indonesia,” ungkap Djarot yang juga mantan Dekan FTS Unas.

Menurut Wakil Rektor Bidang Akademik, Universitas Nasional, Iskandar Fitri, potensi nuklir Indonesia di bidang kelistrikan masih deadlock dan belum maksimal dimanfaatkan ke bidang lain. Misalnya, bidang pertanian, biologi, kesehatan dan teknik. Unas memiliki semua program studi tersebut. Dengan bidang itu bisa melatarbelakangi kongkritnya nuklir sebagai instrumen Indonesia.

"Batan sendiri butuh SDM melalui kerjasama dengan UNAS, sedangkan Unas memerlukan laboratorium yang bisa dipakai oleh mahasiswa. Sehingga kerjasama yang terjalin dapat saling menguntungkan,” ujar Iskandar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement