Kamis 20 Aug 2015 22:00 WIB

Riset Indonesia Bisa Semaju AS, Asal..

Rep: c05/ Red: Dwi Murdaningsih
Anak buah kapal berjaga di dekat kapal riset Falkor milik Schmidt Ocean Institut yang digunakan untuk penelitian
Foto: Antara/Maril Gafur
Anak buah kapal berjaga di dekat kapal riset Falkor milik Schmidt Ocean Institut yang digunakan untuk penelitian "Mentawai Gap-Tsunami Earthquake Risk Assessment (Mega-Tera)" di Padang, Sumatera Barat, Selasa (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto mengajak agar swasta lebih banyak menggelontorkan dananya untuk bidang penelitian. Hal ini mesti dilakukan agar teknologi di Indonesia semakin tumbuh pesat.

"Ya dana riset kita saat ini hanya 0,08 persen saja dari GDP. Itupun sekitar 78 persen asalnya dari pemerintah," ujarnya di Gedung BPPT, kemarin.

Dia menyatakan berkaca dari angka di atas peran swasta masih tergolong sedikit. Unggul berharap swasta di masa depan dapat lebih mendukung penelitian di Indonesia. Yakni dengan cara memberikan dana bagi keperluan riset para peneliti. Jika upaya ini dilakukan dia yakin teknologi Indonesia bisa maju seperti di Amerika Serikat.

"Komunikasi yang ideal mestinya dua arah. Peneliti terus berkarya tapi swasta juga terus memantau," jelasnya. Agar ketika ada produk dari riset yang bagus dan aplikatif langsung dapat didorong ke tengah masyarakat.

Atau bisa juga sebaliknya. Dimana swasta yang justru menantang periset dengan memberikan dana penelitian terlebih dahulu. Dengan ini, kata dia, harapannya periset langsung termotivasi membuat hasil penelitian yang inovatif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement