Jumat 23 Nov 2012 11:19 WIB

Unibraw Buka Program Studi Emergency Medicine

Universitas Brawijaya
Foto: panoramio.com
Universitas Brawijaya

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Universitas Brawijaya mengklaim sebagai kampus pertama yang mengembangkan program studi "Emergency Medicine" di Indonesia.

Staf pengajar program studi (prodi) EM Fakultas Kedokteran (FK) UB dr Yuddy Imowanto, Jumat, mengatakan pengembangan prodi EM tersebut berawal dari keprihatinan terhadap mutu layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di sejumlah rumah sakit di Indonesia.

"Sistem pelayanan pasien kritis di IGD rumah sakit selama ini hanya terfokus pada pasien yang mengalami trauma, sehingga kami berpikir untuk membentuk dan mengembangkan suatu departemen yang bisa merawat semua pasien," tegasnya.

Untuk mendapatkan layanan terbaik, katanya, bukan hanya pasien trauma namun pasien emergensi nontrauma juga harus mendapatkan mutu pelayanan terbaik.

Guna mencapai tujuan tersebut tidak cukup hanya bangunan fisik yang diperbaiki, tapi sistem dan SDM-nya juga harus menjadi perhatian serius, sehingga dibukalah Prodi Ilmu Kedokteran EM.

Selain berawal dari keprihatinan, lanjutnya, dibukanya prodi EM merupakan keinginan untuk mendidik para lulusan dokter spesialis baru (SpEM atau Spesialis Emergency Medicine) agar mempunyai bekal kemampuan dalam manajemen IGD.

Menurut dia, dalam proses pendidikan, prodi EM FKUB mempunyai tiga pilar pengajaranyang berbeda, yaitu dibidang disaster medicine, pre-hospital service, dan pelayanan pasien kritis di IGD serta manajemen tim IGD.

Bidang disaster medicine ini terkait dengan pengembangan kedokteran dibidangpelayanan kesehatan terhadap pasien kritis di daerah bencana, sedangkan pre-hospital service adalah bagaimana pasien bisa sampai ke rumah sakit dengan aman dan dalam kondisi terbaik untuk mendapat perawatan lebih lanjut di IGD.

Sementara terkait dengan pelayanan kritis dan manajemen IGD, katanya, peranan penting dari dokter spesialis emergensi adalah agar pasien terjamin tetap mendapat perawatan standart sampai dokter spesialis definitif mengambil alih perawatan selanjutnya, sehingga pasien tidak dirugikan.

Jadi PPDS IKE program pendidikan dokter spesialis ilmu kedokteran emergensi (PPDS IKE) yang sudah dirintis oleh FKUB bertujuan untuk meluluskan dokter spesialis emergency medicine yang akan menjadi mitra sinergi bagi dokter spesialis lain untuk bersama-sama memberikan pelayananan terbaik untuk menolong pasien kritis.

Hanya saja, lanjut Yuddy, meski sudah menjadi mitra pemerintah (Kemenkes dan Badan Penanggulangan Bencana) sejak dua tahun terakhir, bahkan meraih skor 90 dari USAID dan menjadi yang terbaik di Indonesia, prodi EM tersebut hingga saat ini belum bisa meraih akreditasi karena terhambat untuk mendapatkan restu dari Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI).

MKKI hingga saat ini masih belum mengakui keberadaan EM karena EM dianggap menjadi saingan program spesialis lain, bahkan kompetensi yang EM masih banyak yang bersinggungan dengan spesialis lain. "Kami akan terus memperjuangkan prodi EM ini melalui muktamar IDI di Makasar yang saat ini sedang berlangsung," katanya

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement