Ahad 13 Mar 2011 14:18 WIB

30 Mahasiswa Australia Belajar ke ISI Denpasar

Mahasiswa ISI Denpasar
Mahasiswa ISI Denpasar

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Sekitar 30 mahasiswa dari University of Western Australia (UWA) akan mengikuti proses belajar mengajar di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar sebagai realisasi kerja sama antardua lembaga pendidika tinggi seni itu. "Program pertukaran mahasiswa yang didampingi sejumlah dosen pembimbing dari negeri kangguru itu berlangsung sedikitnya tiga minggu pada Juni mendatang, sebagai upaya meningkatkan wawasan," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Wayan Rai S di Denpasar, Ahad (13/3).

Ia mengatakan, program pertukaran mahasiswa merupakan salah satu dari penjabaran kerja sama antara ISI Denpasar dan University of Western Australia yang ditandatangani di negeri itu, 28 Februari 2011. Prof Rai antara lain bersama Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Denpasar Dra Ni Made Rinu, MSi menandatangani naskah yang menguntungkan kedua belah pihak dalam upaya memajukan lembaga pendidikan tinggi seni lintas negara.

Kerja sama kali ini menitikberatkan pada FSRD ISI Denpasar dengan Fakultas Arsitektur, Landscape, dan Visual Arts UWA. Kerja sama perguruan tinggi seni antarnegara itu sebagai upaya meningkatkan banyaknya jaringan dengan lembaga pendidikan tinggi seni di mancanegara guna memantapkan keberadaan ISI Denpasar.

Jalinan kerja sama antara ISI Denpasar dengan UWA, sekaligus bukti, bahwa masyarakat internasional sangat mencintai ISI Denpasar. Kerja sama itu tidak hanya di atas kertas, namun diimplementasikan dalam kegiatan tri dharma perguruan tinggi.

Prof Rai menjelaskan, puluhan mahasiswa dari Australia itu selama proses belajar mengajar akan tinggal dengan masyarakat umum di sekitar kampus, dengan harapan dapat mengetahui sekaligus mempelajari kehidupan seni budaya Bali. Ke depan mahasiswa dan dosen ISI diharapkan juga mengikuti program serupa di UWA.

Untuk itu mahasiswa dan dosen yang betul-betul berminat perlu melakukan persiapan guna mengikuti program pertukaran dengan perguruan tinggi tersebut. "Bagi mahasiswa dan dosen yang betul-betul berminat segera mendaftarkan diri kepada ketua jurusan masing-masing, sekaligus mempersiapkan diri dalam penguasaan bahasa Inggris," harap Prof Rai.

Lembaga akan mendukung dengan merencanakan bidang pendanaan, dengan harapan mahasiswa dan dosen dapat mengikuti program tersebut dengan baik. Dari kerja sama itu para dosen dan mahasiswa dari kedua lembaga pendidikan tinggi itu dapat mengisi 'content' dengan memajang karyanya di portal yang dinamakan 'truly bagus'.

Kegiatan tersebut merupakan sebuah 'bridge of culture' (jembatan kebudayaan) yang bermakna estetika yang tinggi dalam dua bahasa, yakni bahasa Inggris dan Indonesia. Tujuan pembuatan website tersebut sebagai media promosi agar masyarakat internasional secara umum maupun masyarakat Indonesia dan Australia dapat melihat karya mahasiswa dan dosen dari kedua lembaga pendidikan tinggi seni tersebut, ujar Prof Rai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement