Senin 20 Dec 2010 01:12 WIB

Ramai-ramai Tolak UN Jadi Acuan Masuk PTN

Rep: C21/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Niat pemerintah menjadikan nilai Ujian Nasional (UN) sebagai acuan masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) mendapat penolakan dari sebagian besar siswa. Rata-rata menganggap kebijakan ini amat mendadak karena baru akan diberlakukan di masa semester akhir berjalan.

"Seharusnya kalau memang hendak membuat peraturan seperti ini, pemerintah menerapkannya di awal semester lalu. Jadi kita siswa bisa bersiap-siap dari awal," kata salah satu siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Bogor, M Aldin Kusuharno (17) kepada Republika, Ahad (19/12).

Pasalnya, sejak semester awal ia dan teman-temannya memang lebih fokus belajar soal ujian Saringan Nilai Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Ia mengaku bobot soal SNPTN yang lebih berat dengan kualitas soal yang berbeda dengan UN membuat ini terjadi.

"Lagipula, SNMPTN juga menentukan kita kuliah di mana, makanya dari awal teman-teman banyak yang lebih fokus ke sini," jelasnya.

Karenanya, ia mengharapkan kalau memang akan diberlakukan, pemerintah sebaiknya menyosialisasikan kebijakan ini beberapa tahun sebelum diberlakukan. Sehingga siswa memiliki persiapan.

Hal senada juga dikatakan Dekka Novita (18). Siswi salah satu SMA swasta di Kota Bogor ini mengaku selama sistem UN belum dibenahi dan banyak kecurangan terjadi, kebijakan ini bukanlah aturan yang adil bagi siswa.

"Bukan rahasia lagi kalau ada beberapa siswa ataupun oknum guru, yang menggunakan segala cara agar siswa lulus UN, termasuk beli jawaban dan sebagainya," katanya. "Selama ini belum bisa diatasi pemerintah, ini bukan keputusan tepat," tambahnya lagi.

Ia mengaku kebijakan ini nantinya bisa membuat siswa bertujuan belajar hanya untuk mendapatkan nilai semata. "Kita jadi nggak bener-bener paham apa yang kita pelajari," jelasnya.

Sementara itu komentar berbeda justru diutarakan Habibie (17). Siswa SMA di Depok ini mengaku setuju saja kalau UN jadi acuan SNMPTN. Menurutnya, hal ini membuatnya lebih fokus dalam belajar di sekolah. "Jadi tidak perlu ambil les-les lagi untuk SNMPTN," katanya saat diwawancarai di Stasiun Pondok Cina, Depok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement