Sabtu 26 May 2012 18:34 WIB

Dinyatakan tak Lulus, Seorang Siswi Berprestasi Pingsan

Pengumuman Kelulusan UN (ilustrasi)
Foto: Antara
Pengumuman Kelulusan UN (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU --  Seorang siswi SMK Negeri 2 Palu, pingsan setelah mengetahui dirinya tidak lulus pada ujian nasional yang hasilnya diumumkan Sabtu sore.

Siswi jurusan akuntansi tersebut langsung dilarikan ke pusat pelayanan kesehatan di sekolah itu. Pihak sekolah kemudian menghubungi orang tua siswi bersangkutan agar datang ke sekolah menjemput anaknya.

"Dia mungkin kaget karena tidak menyangka kalau tidak lulus sebab selama ini yang bersangkutan rajin dan prestasinya juga terbilang bagus," kata Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Palu, Ardjad, Sabtu.

Rekan-rekan dan dewan guru di sekolah itu berusaha menyadarkan siswi yang pingsan tersebut. Sekitar 20 menit kemudian siswi yang bersangkutan sadarkan diri dan mendapat dorongan dari rekan-rekannya agar tidak terbebani menghadapi hasil ujian nasional.

Di SMK Negeri 2 Palu sebanyak empat siswa dinyatakan tidak lulus dari 325 siswa yang mengikuti ujian nasional. Prosentase kelulusan di sekolah ini mencapai 98,77 persen dari enam jurusan yang ada.

Mereka yang tidak lulus masing-masing dari jurusan akuntansi satu orang, jurusan multimedia satu orang, administrasi perkantoran satu orang, dan jurusan pemasaran satu orang.

Dari empat siswa yang tidak lulus tersebut satu diantaranya tidak hadir saat pengumuman karena mungkin yang bersangkutan sudah mengetahui jika dirinya tidak lulus.

Sementara itu siswi yang pingsan kembali ke rumahnya setelah dijemput orang tua bersangkutan. Siswi tersebut tampak terus merunduk di dalam mobil saat dijemput orang tuanya.

Wakil Kepala Sekolah Ardjad mengatakan, pihak sekolah sudah berusaha keras agar tingkat kelulusan di sekolah itu bisa mencapai 100 persen, namun fakta menunjukkan usaha tersebut belum tercapai.

Terkait dengan larangan mencoret pakaian, Ardjad mengatakan pihak sekolah juga sudah berusaha untuk memberikan pengarahan kepada siswa namun tetap saja mereka mengekspresikan kelulusan tersebut dengan aksi coret-coretan baju.

"Jumlah mereka banyak sehingga kita juga kewalahan untuk melarang," katanya. Tradisi coret mencoret pakaian tersebut kata Ardjad tampaknya sulit dihindari dari tahun ke tahun.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement