Senin 31 Oct 2011 20:44 WIB

IPB akan Buka Program Studi Obat Tradisional

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Institut Pertanian Bogor sedang menyiapkan dua program studi diploma III, yakni untuk Program Keahlian Supervisor Jaminan Mutu Obat Tradisional dan Program Keahlian Farmasi Bahan Alam

Kepala Pusat Studi Biofarmaka Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB Prof Lathifah K Darusman dalam penjelasan yang diterima dari Humas IPB di Bogor, Senin, mengatakan bahwa rencana itu telah disampaikannya pada lokakarya kurikulum mengenai dua program keahlian tersebut.

Ia menjelaskan, lokakarya yang telah diselenggarakan pekan lalu (25/10) itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan dari semua pemangku kepentingan yang berkaitan dengan usaha membentuk program studi D3 Jaminan Mutu Obat Tradisional dan Farmasi Bahan Alam.

Lokakarya tersebut dihadiri oleh kepala sekolah menengah farmasi (SMF) di Bogor dan sekitarnya, industri obat tradisional (IOT), industri kecil obat tradisional (IKOT) maupun industri rumahan obat tradisional, para petani/pelaku budi daya tanaman obat, pemangku kepentingan jamu, Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian Kota dan Kabupaten Bogor, Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, serta pengajar dan peneliti di lingkungan IPB.

Menurut dia, hadir dalam lokakarya itu Ketua Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu) Charles Saerang. Ia menjelaskan bahwa pembukaan program diploma (D-III) itu, dalam rangka mendukung "road map" (peta jalan) pengembangan jamu 2011-2025, Institut Pertanian Bogor (IPB) berkomitmen mempersiapkan sumberdaya manusia melalui pendidikan formal maupun informal.

"Untuk pendidikan formal, IPB sedang bersiap diri untuk membuka Diploma III dan berikutnya akan dipikirkan untuk level pascasarjana," katanya.

Dikemukakannya bahwa IPB sangat peduli untuk dapat berkontribusi dalam menciptakan sumberdaya manusia yang kompeten, khususnya dalam pengawasan produk berbasis bahan alam dan juga produksi serta pembudidayaan tanaman obat untuk dapat terciptanya produk obat bahan alam yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.

Sementara itu, Direktur Program Pendidikan Diploma IPB Prof Zairin Junior mengatakan, dengan dibukanya program pendidikan D-III itu, diharapkan dapat diciptakan tenaga ahli madya yang siap bekerja di IOT, IKOT, industri rumahani obat tradisional maupun di Industri farmasi yang menghasilkan produk bahan alam. Selain itu lulusan juga dapat bekerja sebagai mitra pemerintah khususnya dalam pengawasan /analis produk obat tradisional.

Mengenai sasaran sumberdaya manusia yang ingin dituju adalah para pelaku usaha, khususnya yang tergabung dalam GP jamu, karyawan dan pelajar dengan tingkat pendidikan minimal SMA dan sederajat, yang akan atau sedang bergerak di IOT, IKOT maupun industri rumahan obat tradisional, serta para petani/pelaku budi daya tanaman obat.

Sedangkan modal dasar yang telah dimiliki oleh IPB untuk pengembangan program studi D3 Supervisor Jaminan Mutu Obat Tradisional Farmasi Bahan Alam adalah sarana fisik kebun percobaan Pusat Studi Biofarmaka di Cikabayan seluas 3 hektare, laboratorium kimia di Pusat Studi Biofarmaka yang sudah dalam tahap akhir untuk proses akreditasi internasional.

Di samping itu, laboratorium pendukung lainnya di program studi diploma, di mana staf pengajar untuk program studi ini yang meliputi staf dosen dan peneliti Pusat Studi Biofarmaka yang keseluruhannya adalah dosen IPB dari berbagai multidisiplin serta praktisi yang kompeten di bidangnya.

Ketua GP jamu Charles Saerang menambahkan pentingnya keterampilan komunikasi ditambahkan dalam kurikulum untuk program studi tersebut.

"Kemampuan komunikasi penting agar para lulusannya nanti bisa diharapkan menjadi konsultan untuk industri-industri jamu di Tanah Air," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement