Jumat 16 Sep 2011 19:38 WIB

Sugeng Terpilih Sebagai Rektor Universitas Lampung

Rep: Mursalin Yasland/ Red: cr01
Gedung Rektorat Kampus Universitas Lampung (Unila) di Bandar Lampung, Provinsi Lampung.
Foto: ami62.blogspot.com
Gedung Rektorat Kampus Universitas Lampung (Unila) di Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Prof DR Ir Sugeng P Hariyanto terpilih sebagai Rektor Universitas Lampung (Unila), dalam sidang senat tertutup di aula Rektorat Unila, Jumat (16/9).

Sugeng menyisihkan dua rivalnya, yakni Wan Abbas Zakaria dan Paul Benyamin Tiwotiwu. Proses pemilihan rektor ini dijaga ketat aparat kepolisian dan satuan pengamanan Unila. Acara ini dihadiri Dirjen Pendidikan Tinggi dari Kemendiknas. Pada pemilihan rektor ini tidak tampak adanya aksi dari mahasiswa seperti pemilihan rektor Unila sebelumnya.

Dalam sidang pemilihan senat tertutup ini, Sugeng memeroleh 63 suara, Wan Abbas Zakaria mendapat 36 suara, dan Paul Benyamin Tiwotiwu tak ada suara. Sidang ini berlangsung sekitar dua jam dan dikawal aparat Polresta Bandar Lampung.

Pemantauan Republika di wilayah kampus Unila, Jumat (16/9), suasana pemilihan rektor perguruan tinggi ini tidak semarak seperti pemilihan rektor beberapa tahun sebelumnya. Unit-unit kegiatan mahasiswa tampak biasa saja. Para aktivis kampus hanya duduk-duduk dan sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Sedangkan mahasiswa fakultas lainnya juga sibuk dengan urusan akademik masing-masing. Mereka hanya lalu lalang di depan gedung rektorat, seakan tak peduli bahwa ada acara besar di dalam gedung tersebut untuk menentukan nasib kampusnya ke depan.

Menurut Wenny, mahasiswa FMIPA, dirinya tidak tahu bahwa ada pemilihan rektor hari ini. "Kami tak terlalu memikirkan itu, yang penting kami belajar," ujarnya.

Sodik, dari Fakultas Hukum, menyatakan dirinya tahu bahwa hari ini ada pemilihan rektor Unila. Namun ia menegaskan pemilihan ini tidak ada sangkut pautnya dengan mahasiswa. Seolah peran dan kontribusi mahasiswa seakan tidak diperhatikan. "Suara mahasiswa kadang tidak diperhatikan. Jadi mahasiswa merasa tidak ada gunanya melihat ajang tersebut," katanya.

Ia berharap rektor terpilih harus berani membuat terobosan agar kampus Unila mampu berbicara di tingkat nasional maupun internasional. "Jangan hanya bisa ngomong besar di tempat sendiri," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement