Kamis 06 Sep 2018 23:27 WIB

Perpusnas Diharap Jadi Perhatian Dunia

Perpustakaan Nasional Indonesia diyakini akan menjadi perhatian bangsa-bangsa dunia.

Kunjungi Perpustakaan. Warga melihat koleksi simpanan di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Ahad (15/4).
Foto: Republika/ Wihdan
Kunjungi Perpustakaan. Warga melihat koleksi simpanan di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Ahad (15/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Muhammad Syarif Bando mengharapkan Perpusnas dapat menjadi perhatian dunia. Itu seiring dengan perkembangannya yang dinilai semakin baik dari waktu ke waktu.

"Kami yakin dan percaya pada saatnya nanti Perpustakaan Nasional Indonesia akan menjadi perhatian dari bangsa-bangsa di dunia," kata Syarif dalam acara Gemilang Perpustakaan Nasional 2018 untuk Malam Penganugerahan Nugra Jasadarma Pustaloka, Jakarta, Kamis (6/9).

Syarif menuturkan pemerintah Indonesia dan pihak-pihak yang peduli juga terus berinvestasi dalam infrastruktur perpustakaan. "Saat ini Indonesia merupakan negera kedua dengan infrastruktur perpustakaan terbanyak setelah India," ujarnya.

Syarif menuturkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan kepedulian yang besar bagi perkembangan perpustakaan. Melalui Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah menyatakan bahwa urusan perpustakaan ditetapkan oleh pemerintah menjadi urusan wajib dan menaikkan status perpustakaan dari kantor menjadi dinas.

Syarif menuturkan dalam beberapa tahun terakhir, antusiasme dalam meningkatkan kegemaran membaca mulai tumbuh dan berkembang dengan baik. "Tentu banyak yang harus dilakukan untuk seimbang dan sejajar dengan bangsa ini," ujarnya.

Dia mendorong sinergitas semua pihak baik pemerintah, swasta dan masyarakat untuk menumbuhkembangkan minat baca warga dan mengembangkan perpustakaan hingga ke daerah pedalaman.

Dia menuturkan masyarakat juga dapat belajar sejarah peradaban di Indonesia yang bisa dilihat pada abad ke-3 sampai sekarang dan ke depannya di Perpusnas.

Dia mengatakan mulai 2019 perpustakaan akan menjadi salah satu prioritas nasional dalam rangka mendorong inklusi sosial untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan literasi secara nasional.

Selain itu, pada 2019, pemerintah akan meluncurkan DAK (Dana Alokasi Khusus) kepada para bupati dan wali kota yang konsisten dan berminat mengikuti prosedur yang ditetapkan untuk mengembangkan perpustakaan yang berkontribusi membangun peradaban.

Dia juga mendorong berbagai pihak untuk dapat berkontribusi meningkatkan jumlah karya buku guna menghadirkan buku yang sesuai kebutuhan masyarakat.

Syarif mengatakan di kota besar, perbandingan keberadaan buku dan jumlah penduduk adalah satu buku ditunggu 10.000 orang, sementara di daerah pedalaman, satu buku ditunggu 15.000 orang.

Dia mengatakan dengan membaca, masyarakat dapat menguasai ilmu pengetahuan. Dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement