Jumat 11 Jul 2014 03:54 WIB

Kejanggalan Hasil Quick Count yang Menangkan Jokowi-JK

Seorang petugas membawa kotak yang berisi surat suara dari tempat pemungutan suara (TPS) saat rekapitulasi perolehan suara Pemilu Presiden 2014

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Pangi Syarwi Chaniago, meragukan hasil hitung cepat atau quick count pilpres yang memenangkan pasangan nomor urut dua Jokowi-JK. Karena, dengan tingkat kesalahan atau margin error satu persen, tidak mungkin jika masing-masing lembaga berbeda dan terpaut jauh dalam menghitung hasil quick count tersebut.

"Saya meragukan quick count yang memenangkan Jokowi, seperti LSI, CSIS-Cyrus Newtwork, SMRC, Litbang Kompas, Indikator Politik, dan RRI. Masing-masing selisih menurut quick count  tersebut, Prabowo-Hatta memperoleh kisaran 48 persen dan Jokowi-JK meraih 52 persen," kata Pangi kepada Republika, Jumat (11/7).

Namun, Pangi lebih mempercayai salah satu lembaga survei yang memenangkan Jokowi-JK lainnya, yakni Populi Center yang hasil quick qount-nya menunjukkan perbedaan tipis. Yakni, pasangan nomor urut satu Prabowo-Hatta meraih 49,06 persen dan Jokowi-JK 50,94 persen.  

"Selisihnya tidak terlalu jauh alias tipis satu persen. Nah, yang jadi pertanyaan retorisnya kenapa hasilnya bisa terpaut jauh antara Populi Center dan lembaga-lembaga yang memenangkan Jokowi-JK lainnya," kata Pangi.

Pangi mengatakan, untuk menguji lembaga tersebut apakah menghitung dengan bertanggung jawab sederhana saja. Pertama, audit metodologi bagaimana dengan tingkat sebaran populasi dan sampel lembaga, apakah menyebar atau tidak.

Kedua, soal pemasukan data yang transparan di buka ke publik. Ketiga, identifikasi atau cek lapangan benar atau tidak mereka melakukan termasuk cek spot surveyor masing masing lembaga quick count.

"Tetapi, saya tidak menyalahkan quick count versi Jokowi, mereka lembaga yang punya akurasi dan presisi sendiri. Tentu mereka punya data, tinggal adu data dan pembuktian saja, mana yang datanya benar-benar kredibel," kata Pangi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement