Selasa 24 Jun 2014 10:01 WIB

Debat Capres Pendidikan Politik Bagi Rakyat

Prabowo dan Jokowi bersalaman sebelum memulai debat capres sesi ketiga di Jakarta, Ahad (22/6) malam WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Rektor Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar Prof Dr Sri Darma menilai debat calon presiden dan wakil presiden telah memberikan pendidikan politik yang baik kepada rakyat.

"Debat kedua capres semakin seru, namun tetap berangkulan dan saling menghargai satu sama lain," katanya di Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan, debat capres maupun cawapres itu menggambarkan demokrasi Indonesia yang mulai mantap, tidak kalah dibandingkan dengan negara lainnya.

"Kondisi itu diharapkan dapat lebih dimantapkan pada pemillu presiden di masa mendatang, sehingga demokrasi di Indonesia akan bisa mencuat ke permukaan dan bisa menjadi contoh bagi dunia internasional," kata Sri Darma.

Ia mengamati dalam tiga kali debat capres dan cawapres, Prabowo Subianto selalu menghargai dan memuji pendapat lawannya Joko Widodo yang memang positif.

"Hal itu bukan berarti Prabowo Subianto 'kalah' dalam debat, justru sebaliknya mencerminkan seorang negarawan yang besar," ujar dia.

Yang terjadi justru Joko Widodo tidak pernah menghargai dan membalas pujian Probawo, padahal balasan itu sangat penting, meskipun dalam bentuk basa basi.

Debat calon presiden antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo dengan tema Politik Internasional dan Keamanan Nasional menunjukkan wawasan kedua capres "sedikit luas" dan "kurang luas".

Dalam menanggapi berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dan World Trade Organisaton (WTO) kedua capres masih belum mampu menarik benang merahnya terhadap keungulan ekonomi Indonesia.

Padahal Indonesia sebagai negara besar dengan penduduk 237,64 juta jiwa menjadi sebuah kekuatan yang menyerap berbagai jenis produk dalam negeri.

"Masalahnya bagaimana mengajak dan menanamkan kesadaran seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia untuk mencintai produk dalam negeri," ujar Sri Darma.

Jika seluruh bangsa Indonesia mempunyai kesadaran yang tinggi dan mencintai produk dalam negeri tentu akan menang dalam persaingan era global, karena produk luar negeri tidak bisa masuk, karena tidak laku.

Hal-hal yang demikian itulan belum disentuh secara mendasar oleh kedua capres, yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia, ujar Sri Darma.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement