Selasa 17 Jun 2014 23:23 WIB

Janji Hatta Untuk Kepulauan Riau

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Muhammad Hafil
Wapres Hatta Rajasa (kiri) dan Okke Rajasa menghadiri puncak Kontes Dangdut Indonesia 2014 di Theater Bhinneka Tunggal Ika, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Senin (16/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Calon wakil presiden nomor urut satu, Hatta Rajasa, menjanjikan penguatan kawasan perdagangan dan investasi, Batam, Bintan dan Karimun di Kepulauan Riau.  Sejumlah permasalahan yang masih menghambat selama ini, dijanjikan Hatta akan diselesaikan apabila Prabowo-Hatta terpilih sebagai pemenang Pemilihan Umum Presiden 9 Juli 2014.  Demikian disampaikan Hatta dalam dialog interaktif yang diselenggarakan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Batam di Planet Holiday Hotel, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (17/6).

Menurut Hatta, terdapat empat permasalahan utama yang telah diketahui dan diupayakan untuk terselesaikan selama menjabat sebagai menko perekonomian.  Pertama, terkait rencana tata ruang wilayah (RTRW).  Perbedaan rekomendasi antara tim terpadu dan Kementerian Kehutanan harus diselesaikan.  "Selama ini ada pertanyaan investor apakah kawasan industri itu masuk ke kawasan hutan.  Ini tak boleh dibiarkan, harus dituntaskan agar investor di Batam, Bintan dan Karimun, nyaman berinvestasi," kata Hatta.

Kedua, birokrasi yang masih ruwet.  Hatta menyebut antara dewan kawasan dengan badan pengusahaan di Kepulauan Riau belum sejalan.  Sudah sepatutnya dewan kawasan bersifat makro, tidak bersifat operasional.  Sedangkan badan pengusahaan sebaliknya.  Ketiga, Batam, Bintan dan Karimun, bukanlah kawasan perdagangan dan investasi satu-satunya di Kepulauan Riau.  Menurut Hatta, perlu dibangun kawasan sejenis di Kepulauan Riau.

"Kita ingin bangun banyak kawasan sebagai pusat pertumbuhan baru.  Kita harus mendorong di luar Jawa agar memungkinkan pemerataan pendapatan tercapai," ujar Ketua Umum PAN ini.  Keempat, produktivitas tenaga kerja.  Hatta menyebut peningkatan produktivitas melalui capacity building harus diupayakan.  Dalam kesempatan yang sama, Hatta menyinggung pemberlakuan Asean Economic Community (AEC) yang mulai berlaku 2015.

Indonesia, menurut Hatta, harus menjadi basis produksi, bukan basis pasar.  Oleh karena itu, perlu dikembangkan kebijakan investasi yang baik.  Tiga aspek penting yang harus dibenahi adalah kepastian hukum dan kecepatan pelayanan, ketersediaan infrastruktur dan peningkatan produktivitas.  "Kita optimis dalam AEC, Indonesia akan menjadi basis produksi," kata Hatta. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement