Ahad 06 Apr 2014 18:43 WIB

Samad: Indonesia Butuh Para Pemimpin Berintegritas

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Fernan Rahadi
Abraham samad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah gencar mengampanyekan dan juga membangun sistem untuk membangun nilai integritas. Ketua KPK Abraham Samad menekankan pentingnya integritas, salah satunya dalam kepemimpinan.

Saat memberikan orasi ilmiah dalam acara upacara wisuda Universitas Borobudur di Jakarta Convention Center, Ahad (6/4), Samad menilai Indonesia tengah mengalami krisis kepercayaan. Khususnya, ia mengatakan, kepada pejabat publik. "Bagaimana tidak, para pemimpin yang seharusnya memberikan contoh yang baik dan dapat menjadi pengayom bagi masyarakat, justru berbuat sebaliknya," kata dia.

KPK sudah menjerat banyak pejabat publik yang tersangkut kasus korupsi. Samad mengatakan, masyarakat sudah jengah dengan intrik dan tingkah polah pejabat publik yang hanya sibuk memperkaya diri sendiri dan kroninya. "Menjadi pemimpin berintegritas memang bukanlah hal yang mudah," ujar dia.

Samad mengatakan, KPK ingin turut berperan untuk menghasilkan para pemimpin dan generasi bangsa yang berintegritas. Karena itu pada Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi 2013, KPK mengusulkan Sistem Integritas Nasional (SIN). Ia mengatakan, sistem ini diharapkan dapat menjadi solusi mendasar dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi. "Strategi pemberantasan korupsi sudah selayaknya memasukkan upaya penguatan sistem integritas," kata dia.

Sistem integritas ini, menurut Samad, harus diterapkan pada setiap tingkat elemen bangsa dan pemangku kepentingan. Ia mengatakan, sistem itu merupakan perpaduan antara integritas pribadi, integritas institusi, intregitas hubungan antarinstitusi, dan integritas suprastruktur yang memayungi seluruh perangkat pengelolaan negara. "Diharapkan ini dapat menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik, good governance," ujar tokoh asal Makassar itu.

Samad mengatakan, sistem integritas ini harus dapat menjadi sistem formal yang menyeluruh. Baik dalam lingkup nasional maupun organisasi. Menurut dia, sudah sepatutnya setiap individu dan organisasi untuk mengimplementasikan nilai-nilai tersebut. Ia juga menekankan peran pimpinan dalam berbagai institusi untuk bisa menyukseskan sistem integritas tersebut. "Dalam konteks ini, pemimpin berperan sebagai contoh, teladan bagi lingkungan sekitarnya," kata dia.

Dalam hal nilai integritas ini, Samad mengambil contoh sikap yang ditunjukkan Mohammad Hatta. Ia menilai Wakil Presiden pertama Republik Indonesia itu dapat menjadi tauladan. Samad menceritakan bagaimana Bung Hatta sebagai pemimpin bangsa mampu menjaga sumpah jabatan dan mandat dari rakyat.

Selepas undur diri dari jabatan wakil presiden, Samad mengatakan, Bung Hatta menolak berbagai tawaran untuk menjadi komisaris perusahaan. Ia mengatakan, saat itu Bung Hatta malu apabila dinilai hanya mencari pangkat dan jabatan. Ia juga mencontohkan bagaimana Bung Hatta menolak kenaikan uang pensiun ditengah kondisi yang sangat membutuhkan. "Keteladanan beliau menjadi penyejuk dan penyemangat kita agar senantiasa optimistis dan terus menatap ke depan," ujar dia.

Kepada wisudawan yang hadir dalam acara tersebut, Samad mengajak semuanya untuk menteladani Bung Hatta. Ia mengatakan, generasi penerus bangsa harus dapat menularkan semangat integritas dan antikorupsi di mana pun mengabdi. Menurut dia, siapapun nanti harus bisa menjadi duta integritas bangsa. "Di manapun anda berkarya nanti, tetaplah menjaga integritas, jadilah pemimpin-pemimpin antikorupsi yang jujur, bermoral, bertanggung jawab, dan dapat dipercaya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement