Selasa 22 Apr 2014 14:19 WIB

Hasyim Muzadi: Imunitas PPP Lemah Sehingga Mudah Pecah

Rep: Indah Wulandari/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sekretaris Jenderal Internasional Conference Of Islamic Scholar (ICIS) KH Hasyim Muzadi.
Foto: Antara/Syaiful Arif
Sekretaris Jenderal Internasional Conference Of Islamic Scholar (ICIS) KH Hasyim Muzadi.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Pemilu Presiden bisa menyebabkan partai politik terpecah karena perbedaan pendapat terkait dukungan terhadap calon presiden. Contoh paling mutakhir adalah perpecahan yang berujung upaya pemakzulan terhadap Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali.

Melihat kisruh politik tadi, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi mengatakan, perbedaan pendapat dan perpecahan bisa saja menular ke partai lain, jika internal tak punya ketahanan yang kuat.

"Imunitas PPP lemah, sehingga mudah pecah," katanya di sela sarasehan nasional ulama dan cendekiawan di Ponpes Darul Ulum, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (22/4).

Pengasuh Ponpes Al-Hikam Malang dan Depok ini menambahkan, perpecahan dalam tubuh partai bisa disebabkan dua hal. Yaitu faktor internal dan eksternal. Di samping itu, dalam setiap konflik yang mengeras biasanya ada pemicunya. "Yaitu faktor fasilitas," terang tokoh yang pernah dibesarkan PPP pada masa orde baru itu.

Hasyim berharap, masing-masing pihak yang berkonflik di PPP segera bersatu kembali. "Apapun penyebabnya, PPP harus Ishlah kembali," katanya.

Hasyim mengungkapkan, PPP dilahirkan dan dibesarkan oleh para tokoh yang mewakili semua elemen umat Islam ketika itu. Untuk kembali berdamai, para elit PPP saat ini harus bisa membatasi diri dari masuknya intervensi pihak luar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement