Kamis 05 Jun 2014 14:59 WIB

PAN: Pernyataan Amien Rais Diplintir

Drajat Wibowo
Foto: Republika
Drajat Wibowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama (MUI) Din Syamsuddin menilai, sebagai sesuatu yang berlebihan jika Pilpres 2014 disamakan dengan Perang Badar, perang antara kaum Muslimin dengan orang kafir pada masa Nabi Muhammad.

"Saya pribadi tidaklah berpandangan demikian (Pilpres 2014 sama dengan Perang Badar). Perang Badar sendiri merupakan peperangan antara Muslimin dan Musyrikin (orang syirik yang menyekutukan Allah). Sementara pasangan yang bersaing dalam kontestasi pilpres itu antara Muslim dan Muslim. Kurang arif jika digolongkan seperti itu, hal itu tidak perlu," kata Din di kantor MUI, Jakarta, Kamis (5/6).

Sebagaimana diberitakan, Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengatakan, pihaknya akan menggunakan mental Perang Badar dalam menghadapi pemilu presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang.

Amien merujuk semangat Perang Badar sebagai semangat perjuangan memenangkan Prabowo-Hatta, atau mengenyampingkan politik bagi-bagi kekuasaan di pemerintahan jika pasangan nomor urut satu itu mampu keluar sebagai pemenang dalam Pilpres 2014.

Menurut Amien, perjuangan tentara Muslim dalam Perang Badar juga membawa semangat ikhlas membela kehormatan diri dan Tanah Air. "Dahulukan perjuangan ketimbang bagi-bagi harta rampasan perang, jangan menerapkan mental Perang Uhud (yang mengedepankan rampasan perang)," kata mantan ketua MPR periode 1999-2004 itu.

Wakil Ketua Umum PAN Drajad Wibowo meluruskan pernyataan Amien terkait mental Perang Badar. Menurut dia, pernyataan seniornya tersebut dipelintir oleh berbagai pihak dan media tertentu. Drajad mengatakan, pemelintiran itu seolah-olah menggelorakan peperangan antara Muslim dan non-Muslim.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement