Sabtu 12 Apr 2014 10:15 WIB

Capres Harus Paham Ekonomi

Rep: Erdy Nasrul / Red: Muhammad Hafil
(dari Kiri) Komisaris utama PT Intermedia Capital Tbk (IMC) Anindya Novyan Bakrie, Direktur utama PT Intermedia Capital Tbk Erick Tohir dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Ito Warsito berbincang saat pencatatan saham perdana PT Intermedia Capital Tbk d
Foto: Republika/Prayogi
(dari Kiri) Komisaris utama PT Intermedia Capital Tbk (IMC) Anindya Novyan Bakrie, Direktur utama PT Intermedia Capital Tbk Erick Tohir dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Ito Warsito berbincang saat pencatatan saham perdana PT Intermedia Capital Tbk d

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden yang nanti akan memimpin Indonesia harus memahami ekonomi. Ini menjadi modal penting untuk membangkitkan perekonomian Indonesia. Ketika ekonomi bangkit, kesejahteraan masyarakat Indonesia akan semakin baik.

Presiden Komisaris PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), Anindya N Bakrie, menyatakan penguasaan ekonomi menjadi keniscayaan. Hal ini penting untuk proteksi perekonomian Indonesia agar tetap stabil di tengah ketidakpastian perekonomian internasional. Inflasi harus diminimalkan. Nilai rupiah harus semakin baik. "Presiden yang diharapkan tentu mengerti itu semua," jelas Anindya, di Jakarta, Sabtu (12/4).

Pileg yang menjadi pintu melahirkan pemimpin Indonesia kedepan dinilainya berjalan baik. "Saya melihat sangat rasional dan dewasa," imbuhnya. Partai pengusung capres dapat sejajar, sama - sama dapat tampil pada pilpres mendatang dengan berkoalisi. Hal ini akan menghasilkan dinamika yang progresif.

Peneliti Konsep Indonesia (Konsepindo), Umar Asy'ari, mengungkapkan, presiden pengganti SBY harus teruji berbagai aspeknya termasuk visi dan programnya di bidang ekonomi. "Soal track record dalam bidang ekonomi sangat penting," jelasnya. Menurutnya, akan semakin baik bila pengganti SBY adalah presiden berlatarbelakang pengusaha.

Pengalamannya di bidang ekonomi akan membantu membangkitkan negara dari keterpurukan ekonomi. "Ini juga mempercepat pengentasan kemiskinan dan pemerataan pembangunan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement