Kamis 03 Apr 2014 15:53 WIB

Mayoritas Pemilih Muda di Jabodetabek Berpotensi Golput

Sejumlah siswa berkebutuhan khusus mengikuti sosialisasi pencoblosan Pemilu 2014 di Sekolah Luar Biasa (SLB) Paket B Pangudi Luhur, Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (26/2).  (Republika/ Wihdan)
Sejumlah siswa berkebutuhan khusus mengikuti sosialisasi pencoblosan Pemilu 2014 di Sekolah Luar Biasa (SLB) Paket B Pangudi Luhur, Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (26/2). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Golput (golongan putih) masih menjadi ancaman pada pemilu 2014. Karena ternyata, sebagian besar pemilih muda dan pemilih muda di Jabodetabek menyatakan enggan memilih pada 9 April mendatang.

Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI) menyatakan, berdasarkan penelitian, hanya 53 persen pemilih yang berusia 17-25 tahun yang menyatakan akan menggunakan suaranya. "Penelitian ini dilakukan sebelum Jokowi dideklarasikan sebagai capres," jelas Head of School of Management USBI, M Gunawan Alif dalam keterangan resminya, Kamis (3/4).

Menurutnya, pemilih usia 17-25 tahun mewakili khalayak pemilih yang cukup besar, mencapai sekitar 40 juta jiwa. Untuk wilayah Jabodetabek, mereka berjumlah sekitar empat juta jiwa. 

USBI menggelar penelitian dengan melibatkan responden sebanyak 1.039 pelajar dan mahasiswa di Jabodetabek.

Penelitian itu juga memerlihatkan, sebagian besar mahasiswa menganggap partai tak melakukan apa pun terhadap masalah yang mereka anggap penting. Mulai dari masalah ekonomi, politik, hukum, sosial, keamanan, pendidikan, teknologi, hingga budaya. 

"Sejumlah studi memerlihatkan, jika pada saat pertama tidak ikut memilih, mereka tak akan merasa rugi jika tidak memilih pada pemilu berikutnya," ujar Gunawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement