Kamis 06 Sep 2018 10:37 WIB

Film Layar Lebar Pertama UGM Tayang Oktober

Tidak ada produser besar dan artis besar di belik film Tengkorak.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Konferensi pers film Tengkorak di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (5/9). Ini merupakan film layar lebar pertama karya sineas UGM.
Foto: republika/wahyu suryana
Konferensi pers film Tengkorak di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (5/9). Ini merupakan film layar lebar pertama karya sineas UGM.

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Sebuah film bergenre fiksi ilmiah akan meramaikan bioskop Indonesia. Tengkorak, film layar lebar pertama Universitas Gadjah Mada (UGM), rencananya akan tayang pada pertengahan Oktober 2018 mendatang.

Proses pembuatan film Tengkorak memakan wkatu empat tahun lebih. Itu karena pembuatannya lebih banyak menggunakan teknologi visual efek. Sedikitnya 127 visual effect yang digunakan dalam film ini.

Dari jumlah visual effect yang digunakan, Tengkorak tentu tidak kalah dengan film-film Hollywood. Sutradara Tengkorak, Yusron Fuadi berharap, film ini bisa menarik lebih banyak penonton untuk menikmati karya anak bangsa yang berbeda.

"Saya jamin suguhan film ini belum pernah Anda temukan sebelumnya di film-film Indonesia lain," kata Yusron, Rabu (5/) siang.

Walau menggunakan biaya minim, kualitas penggarapan film ini banyak mendapat apresiasi dan penghargaan internasional. Setidaknya, ilm karya sivitas UGM ini telah diputar di tiga film festival Asia dan internasional.

Tidak ada produser besar di belakang mereka menjadikan pembuatan Tengkorak jadi tantangan besar. Tidak ada pula artis dengan nama besar dari film yang dilihat dari teknologi dan jumlah pemain biasanya habiskan biaya selangit.

Yusron menuturkan, proses pengambilan gambar untuk film itu sebagian besar berlokasi di DIY. Namun, ada beberapa lokasi yang diambil di Bandung, Jakarta, Gunung Bromo dan Singapura.

"Bahkan, kita mengambil gambar di sekitar lereng puncak Merapi," ujar Yusron.

Eksekutif Produser, Wikan Sakarinto mengungkapkan, proses pembuatan film ini berawal dari ide dan gagasan Yusron yang menawari pembuatan film. Gagasan itu diterima dengan langsung membuat konsep film bergenre fiksi ilmiah.

Konsep itu dipilih karena memang cukup jarang diputar di layar lebar Tanah Air. Tantangan selanjutnya tentu menghadirkan visual komponen (visual effect) yang  tidak mudah.

Hal itu membuat kru bekerja dari nol untuk membuat visual effect yang bisa setara film-film dari AS. Bahkan, mereka terpaksa membeli komputer khusus untuk teknologi visual effect ini.

"Dan animator bekerja dari nol untuk belajar tentang ini dan bisa berhasil," kata Wikan.

Untuk itu, Wikan mengaku sangat bersyukur dengan kemampuan tim yang mayoritas dosen dan mahasiswa Sekolah Vokasi UGM, bisa berbuah hasil yang memuaskan.

Sedikit bocoran, film Tengkorak mengisahkan temuan tengkorak raksasa yang menggeparkan seluruh masyarakat dunia. Tengkorak yang ditemukan di bukit sepanjang dua kilometer ini membuat banyak orang ingin mencari asal usulnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement