Senin 03 Sep 2018 17:57 WIB

Sultan, Artijo, sampai Mahfud akan Hadiri Dialog Kebangsaan

UII ingin berkontribusi merawat nilai-nilai kebangsaan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Konferensi pers dialog kebangsaan bertajuk Indonesia Merdeka Indonesia Beradab di Rektorat UII.
Foto: Wahyu Suryana.
Konferensi pers dialog kebangsaan bertajuk Indonesia Merdeka Indonesia Beradab di Rektorat UII.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dialog Kebangsaan Indonesia Merdeka Indonesia Beradab akan digelar Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Rabu 5 September 2018 mendatang. Di sana, tokoh-tokoh nasional akan membahas permasalahan terkini bangsa Indonesia.

Rektor UII, Fathul Wahid, mengatakan dialog akan disiarkan lansung secara live streaming di website UII. Setelah dialog, UII malah berencana membuat monograf seperti buku untuk mengabadikan hasil-hasil dialog.

"Agar memperpanjang usia ide-ide yang muncul dalam dialog," kata Fathul, saat konferensi pers Dialog Kebangsaan di Rektorat UII, Senin (3/9).

Menghubungi banyak nama tokoh nasional lintas generasi, sejumlah nama dipastikan hadir sebagai pembicara dialog kebangsaan. Mulai Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, sampai budayawan Zamawai Imron.

Lalu, ada Hakim Agung periode 2000-2016 Artidjo Alkostar, cendekiawan Muslim Azyumardi Azra, anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Mahfud MD, dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.

Melalui gelaran ini, lanjut Fathul, UII ingin berkontribusi merawat nilai-nilai kebangsaan, dan semangat persaudaraan yang belakangan tercabik-cabik. Termasuk, dari praktik-praktik politik praktis.

"Indonesia Merdeka Indonesia Beradab, karena ke depan Indonesa kita mimpikan beradab, masalah-masalah sekarang jauh dari keberadaban," ujar Fathul.

Mulai dari korupsi, ketimpangan sosial, ditambah cara-cara berpolitik yang jauh dari nilai-nilai dan etika. Ketika pemilu, media sosial yang tidak dikawal malah kerap jadi alat pemecah, bukan pemersatu bangsa.

Ia melihat, masyarakat Indonesia banyak yang cenderung terjebak dengan satu kepentingan jangka pendek, bukan jangka panjang. Artinya, berbeda berarti bertabrakan selalu dimunculkan yang sebenarnya berbahaya bagi bangsa.

Untuk itu, melalui Dialog Kebangsaan, UII akan memulai pula pembentukan satu rumah gagasan. Nantinya, rumah gagasan itu akan menjadi tuan rumah diskusi yang mengangkat beragam topik.

"Sekalipun membahas politik, kita bangun politik garam, politik garam rasanya lebih tepat daripada politik praktis," kata Fathul.

Ketua Panitia Dialog Kebangsaan, Hangga Fathana menuturkan, dialog ini akan terbuka bagi sivitas UII dan masyarakat luas. Dari pendaftaran secara daring yang dibuka tadi malam, sebanyak 800 kursi telah habis terpesan.

Itu saja merupakan pecahan dari 700 kursi pembukaan awal, dan 100 kursi tambahan. Tapi, ia menekankan, panitia akan kembali membuka sejumlah kursi yang dapat dipesan masyarakat.

"Tapi, bila kuota habis, dialog akan ditayangkan langsung dan dapat diakses ke uii.ac.id," ujar Hangga.

Dialog sendiri terdiri dari dua sesi. Sesi pertama yang dimulai pukul 09.00 WIB akan mengangkat tema Penegakan Hukum Kunci Merangkai Kebhinekaan yang diisi Sri Sultan, Artijo Alkostar, dan Mahfud MD.

Sedangkan, sesi kedua dialog kebangsaan akan mengangkat tema Nilai Religi Sebagai Penggerak Kemajuan Bangsa, akan digelar pada pukul 12.00 WIB. Sesi kedua akan diisi Azyumardi Azra, Zamawi Imron, dan Ryamizard Ryacudu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement