Selasa 28 Aug 2018 04:53 WIB

Tantangan Catering Asian Games 2018

Melayani urusan perut atlet dan ofisial Asian Games 2018 juga butuh perhatian serius.

Rep: Fitriyanto/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kuah Bugis, salah satu menu makan atlet Asian Games 2018 disajikan di Almond Zucchini Cooking Studio, Jakarta, Jumat (10/8).
Foto: Republika/Rosi Handayani
Kuah Bugis, salah satu menu makan atlet Asian Games 2018 disajikan di Almond Zucchini Cooking Studio, Jakarta, Jumat (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tantangan yang dihadapi penyelenggara Asian Games 2018 tidak hanya seputar menyiapkan pertandingan dari berbagai cabang olahraga. Ada satu hal yang tak kalah penting namun kerap luput dari perhatian. Di antaranya menyiapkan menu makan bagi sekitar 13 ribu atlet peserta ajang olahraga terbesar di Asia ini.

Seperti diungkapkan Direktur Utama PT Gobel Dharma Sarana Karya (GDSK) Ismagrebu atau yang akrab disapa Regi Datau, kepada media Senin (27/8). Menurutnya, melayani urusan perut atlet-atlet dan ofisial dari berbagai negara Asia ini juga memiliki sejumlah tantangan dan butuh perhatian serius.

“Tantangan pertama tentang keamanan pangan yang terpenting. Indonesia dianggap standar keamanan pangan yang sedikit rendah. Kita wajib ada sistem keamanan pangan terjamin. Sejak persiapan kita screening, supplier makanan selalu kita evaluasi. Kendaraan pengangkut pun harus standar keamanan pangan” ujarnya.

Tantangan kedua lanjut Regi adalah masalah selera. ”Ada 45 negara peserta dimana mereka memiliki selera bermacam macam. Kita memang tidak bisa memuaskan semua, namun paling tidak mayoritas puas. Oleh sebab itu ada beberapa makanan kita sajikan menu otentik, misalnya India kita kerja sama dengan chef India begitu juga dari Timur Tengah, jadi atlet tersebut nyaman dengan selera makannya,” tambah dia.

Terakhir menurut Regi adalah masalah waktu persiapan. “Waktu persiapan terbilang mepet, Kita harus bisa memenuhi layanan atlet saat ke wisma atlet. Di Wisma Atlet Kemayoran saja kita setiap harinya harus menyiapkan 20 ribu porsi setiap harinya”.

Untuk dapat menyukseskan layanan catering, Regi menyatakan sebelum Asian Games digelar sudah merekrut sebanyak seribu karyawan baru untuk Jakarta dan Palembang. “Jumlah tersebut belum termasuk volunteer (relawan) yang disiapkan oleh INASGOC”.

GDSK hanya melayani atlet yang ada di Wisma Atlet Kemayoran dan di Jakabaring.  Serta paket makanan yang dikirimkan ke venue pertandingan. “Di luar itu kita tidak bertanggung jawab, karena ada pihak lain yang menyuplai makanan seperti untuk tenaga keamanan, pekerja di cabang olahraga, dan lain-lain,” ujar Regi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement