Ahad 26 Aug 2018 14:04 WIB

Kemenangan Ginting dan Minyak Urut Batak Karo

Ibu Ginting geram melihat pertandingan saat anaknya mengalami kram kaki

Ibu Anthony Sinisuka Ginting, Lucia Sriati
Foto: Republika/Bilal Ramadhan
Ibu Anthony Sinisuka Ginting, Lucia Sriati

REPUBLIKA.CO.ID, Seorang ibu duduk di barisan kursi VIP terus berteriak memberikan dukungan dalam sebuah pertandingan di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (26/8). Saat itu sedang berlangsung pertandingan cabang bulu tangkis nomor perseorangan tunggal putra di babak kedua yang mempertemukan wakil Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting dengan unggulan kedua sekaligus Juara Dunia 2018 asal Jepang, Kento Momota.

Ibu ini tidak peduli rambutnya yang mulai memutih berserakan keluar dari ikatan kuncirannya. Sesekali ia merapatkan jaket yang ia kenakan untuk menutupi hawa dingin di dalam Istora Senayan. Selama pertandingan tersebut, ia tak henti berteriak memberikan semangat untuk Ginting.

Pertandingan tersebut memang berlangsung ketat. Ginting mampu merebut gim pertama dengan 21-18. Namun di awal gim kedua, Ginting selalu tertinggal, dari 2-5 dan 5-11. Jauhnya perolehan angka di gim kedua diperkirakan akan direbut Kento untuk memaksakan bermain di gim ketiga.

Akan tetapi, usai jeda, Ginting tidak menyerah. Ia terus memberikan perlawanan dengan pukulan bola-bola yang sulit ke daerah pertahanan Kento. Ginting mampu kembali menempel perolehan angka dengan 10-11, 15-16 dan berhasil menyamakan kedudukan dengan 18-18.

Ginting juga langsung berbalik unggul dengan menyentuh match point terlebih dulu dengan 20-18. Angka terakhir diraih Ginting melalui rally panjang dengan pengembalian bola yang sulit dari kedua pemain. Bola dari Kento yang menyangkut di net, membuat kemenangan diraih Ginting.

“Tadi aku teriak suruh sabar-sabar saja, tinggal satu lagi. Kalau main hantam saja, poin malah tidak dapat,” kata ibu itu yang duduk di sebelah Republika, Sabtu (25/8).

Ibu itu adalah Lucia Sriati, ibu dari Anthony Sinisuka Ginting. Ia datang langsung dari Bandung, Jawa Barat untuk menyaksikan anaknya bermain melawan rival beratnya. Ia mengatakan baru datang di Jakarta pada Jumat (24/8) malam.

Selain menyaksikan Ginting bertanding, kedatangannya juga khusus untuk membawa minyak urut dari tanah Batak Karo, yang merupakan kelahirannya. Karena sulitnya ia menemui Ginting, ia menitipkan minyak urut ini kepada rekan Ginting, Jonatan Christie untuk diberikan kepada Ginting.

“Minyak urut ini untuk kakinya. Tante datang untuk pertegas agar minyak urut itu dibalurin ke kakinya. Soalnya Anthony (Ginting) sering tidak dikerjakan, tidak mau, bau katanya. Tapi tadi tante lihat kakinya mengkilap, berarti dia pakai minyak urutnya,” ujar Lucia sambil tertawa.

Lucia menuturkan saat pertandingan Ginting melawan Shi Yuqi di partai pertama babak final beregu putra antara Indonesia melawan Cina pada Kamis (23/8) lalu, ia menonton melalui televisi di rumahnya di Bandung. Ia mengaku geram dengan wasit pertandingan tersebut.

Ia melihat anaknya sudah bermain terseok-seok karena kakinya sudah kram. Tapi wasit tetap memaksa Ginting untuk melanjutkan pertandingan. Bahkan untuk memberikan perawatan kepada Ginting pun, wasit tidak memberikannya. Ia mengaku matanya terus berkaca-kaca saat menonton pertandingan tersebut.

“Saya gemas saja lihat wasitnya. Dia (Ginting) sudah sampai tiduran telentang gitu, tapi tetap disuruh berdiri. Kalau saya di sini, saya suruh turun (ke lapangan) tuh, marahin wasitnya. Kesal sekali hati aku tuh. Waktu dia (Ginting) umur sembilan tahun, pernah juga tanding tapi wasit tidak becus, saya marahin, ngapain jadi wasit kalau tidak pintar memimpin,” kata Lucia.

Dengan kemenangan melawan Kento, Lucia mengaku bangga, tapi tetap memberikan pesan kepada Ginting agar tetap semangat karena pertandingan belum selesai. Masih banyak lawan berat yang sudah menanti hingga ke tangga juara.

Ia juga meminta agar Ginting tetap mengikuti instruksi dari pelatihnya. Ia memang mendengar banyaknya komentar untuk mengganti pelatih di tunggal putra PBSI, namun ia mengatakan hal itu tidak mudah. Karena pelatih baru pasti akan membutuhkan adaptasi yang baru untuk anaknya.

“Ginting saja butuh bertahun-tahun untuk beradaptasi dengan pelatih yang sekarang,” ujar dia.

Saat Ginting mengeluh karena latihan yang berat, ia hanya menguatkan Ginting untuk terus bertahan. Karena latihan yang berat untuk membuatnya menjadi juara. “Kalau mau juara mana ada pelatih yang enak. Jadi ikutin saja. Saya bilang gitu ke anaknya,” tegas Lucia.

Namun di pertandingan selanjutnya, ia terancam tidak dapat menyaksikan langsung anaknya bertandingan di ajang Asian Games 2018. Karena ia tidak memiliki tiket yang sudah habis terjual bahkan hingga ke babak final.

Ia menonton pertandingan pada babak kedua, Sabtu (25/8), karena memakai tiket dari pemain spesialis ganda campuran, Debby Susanto yang dibeli Anthony untuknya. “Tidak pegang tiket karena kemarin-kemarin tidak dapat. Pengennya sih sampai final, biar Anthony menang terus,” harap Lucia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement