Sabtu 25 Aug 2018 15:51 WIB

ITS Siap Berlaga di Kompetisi Kapal Tercepat di Prancis

Kompetisi Hydrocontest 2018 digelar di Saint-Tropez, Prancis pada 2-10 September 2018

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Foto: wikipedia
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya melepas tim Hydrone untuk berlaga pada ajang perlombaan kapal cepat internasional, Hydrocontest 2018. Kompetisi akan digelar di Saint-Tropez, Prancis pada 2-10 September 2018.

Kepala Departemen Teknik Perkapalan ITS Wasis Dwi Aryawan menargetkan posisi yang lebih baik dari tahun lalu yang hanya berada di posisi ke-10 dari 23 tim yang berpartisipasi dari seluruh dunia. Tim Hydrone ITS telah mengevaluasi dan meningkatkan performa kapal yang akan dilombakan kali ini.

Berdasarkan catatan Hydrocontest 2017, kapal yang akan dilombakan ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan terutama dari segi kecepatan dan massa. "Kami sangat menekankan pada minimalisasi massa dari kapal, jika dibandingkan dengan tahun lalu kapal kami saat ini jauh lebih ringan meskipun dengan bahan yang sama, yang membedakan hanya pada ketebalan bahannya," ujar pembimbing tim Hydrone ITS itu.

Ketua tim Hydrone ITS Khamdan Qomaruddin menjelaskan pada kompetisi ke-5 ini, terdapat tiga kategori yang dilombakan dan akan diikuti oleh 32 peserta. Setiap peserta wajib mengikuti ketiga kategori tersebut. Tiga kategori tersebut adalah Lightweight Transport, Mass Transport, dan Long-Distance Race.

Pada kategori Mass Transport peserta wajib melakukan simulasi pergerakan kapal dengan panjang lintasan 400 meter dan kapal diberi muatan berupa balok baja seberat 200 kilogram. Untuk kategori Lightweight Transport menuntut peserta bisa mengoperasikan transportasi kapal untuk orang yang nyaman dengan beban seberat 20 kilogram dengan panjang lintasan 600 meter.

Sedangkan untuk kategori Long-Distance Race, peserta akan bersaing dalam hal kecepatan kapal hemat energi yang telah mereka desain, dengan panjang lintasan 300 meter di mana kapal diberi muatan berupa balok baja seberat 20 kg.

"Tiap kapal diberikan waktu satu jam untuk memutari lintasan sebanyak mungkin," ucap mahasiswa Departemen Teknik Perkapalan tersebut.

Untuk ketiga kategori tersebut, The Hydros Foundation menyediakan masing-masing tim dengan mesin listrik yang sama dan peserta diberi waktu beberapa bulan untuk merancang dan membangun kapal dengan dimensi maksimum 2,50 x 2,50 x 2,00 meter.

"Karena semua sistem kelistrikan diberikan oleh panitia dengan spesifikasi yang sama. desain dan daya tahan kapal memegang peranan yang sangat penting untuk menentukan kecepatan kapal," ujar Khamdan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement