Selasa 14 Aug 2018 13:26 WIB

Sonia Lather, Incar Emas demi Kesetaraan Gender

Di kampungnya, perempuan yang jadi atlet olahraga beladiri dapat stigma negatif.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Endro Yuwanto
 Sonia Lather
Foto: indianexpress.com
Sonia Lather

REPUBLIKA.CO.ID, HARYANA -- Petinju putri India Sonia Lather lahir dan tumbuh di Julana, pusat kota Provinsi Haryana, India. Di kampung halamannya, perempuan yang memilih untuk menjadi atlet olahraga beladiri mendapat stigma negatif.

Sonia pun memiliki motif khusus di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Ia ingin mendapatkan medali emas di ajang multievent terbesar nomor dua di dunia tersebut untuk memperjuangkan kesetaraan gender.

Sonia juga ingin mempermalukan orang-orang di kampung halamannya yang memandang rendah perempuan yang terjun ke olahraga beladiri. "Seorang gadis, saya mulanya tidak diizinkan untuk keluar dari rumah, jadi bermain olahraga kontak fisik seperti tinju mimpi yang tak masuk akal," kata Sonia seperti dilansir dari Times of India, Senin (13/8).

Hambatan perjalanan Sonia menjadi petinju profesional yang mewakili negara tidak hanya ketidaksetaraan gender. Ia juga mengalami banyak permasalahan pribadi.

Tiga tahun yang lalu, kakak laki-lakinya ditangkap polisi dengan tuduhan pembunuhan. Adik laki-laki Sonia juga ditangkap karena kasus pembunuhan dua tahun yang lalu.

Pada tahun 2011 ayahnya mengalami kecelakaan parah. Sejak itu selain berlatih dan mengikuti berbagai kejuaraan, Sonia juga harus menjaga ayahnya.

Tapi Sonia memang seorang perempuan yang tangguh. Sepupunya Bijender Singh mengatakan, meski kecelakaan ayahnya sangat mempengaruhi Sonia, tapi ia tidak membiarkan kariernya merosot. Sonia justru terus bertambah kuat setiap harinya.

"Saya seorang yang sangat keras kepala dan tidak pernah menyerah, saya mulai bermain kabaddi, lalu mencoba gulat, dan akhirnya pada usia 18 tahun mengikuti tinju. Saya tidak peduli apa yang orang-orang pikirkan, saya yakinkan orang tua saya ketika mereka berada di sisi saya, sisanya tidak lagi penting," kata Sonia.

Sonia meraih medali perak di nomor 57 kg di Kejuaraan Tinju Dunia 2016. Sonia ingin membalas semua orang yang meremehkannya saat ia kecil. Orang-orang yang memberikan stigma negatif setiap kali ia masuk ke dalam ring dan bertarung.

"Kondisi perempuan di Haryana maupun di negara ini tidak begitu bagus, negara yang memberi perhatian bila atlet perempuan meraih sesuatu. Ketidaksetaraan ini menjadi alasan saya untuk memberikan yang terbaik setiap saat," kata petinju berusia 25 tahun tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement