Senin 13 Aug 2018 08:04 WIB

Berhasil Ungkap Joki, Unisba Perketat Ujian Mahasiswa Baru

Mahasiswa Unisba harus memahami integritas diri dan kejujuran.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Rektor Unisba Prof Edi Setiadi
Foto: Republika/Edi Yusuf
Rektor Unisba Prof Edi Setiadi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Islam Bandung (Unisba) kembali menggelar ujian Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) gelombang ke 3, Ahad (12/8). Setelah berhasil mengungkap adanya 25 joki pada tes masuk PMB gelombang 2, Unisba pun semakin memperketat proses ujian di gelombang 3 ini.

Menurut Rektor Unisba, Edi Setiadi, ujian PMB gelombang 3 di Unisba diikuti oleh 3.820 pendaftar. Fakultas yang menjadi favorit, masih Fakultas Kedokteran. Bahkan, tes gelombang 3 ini masih diikuti oleh 8 mahasiswa yang pada gelombang sebelumnya di duga ujian dengan menggunakan joki.

"Dari 25 mahasiswa yang di duga menggunakan joki di gelombang 2 lalu, ada 8 nama yang di gelombang 3 ini kembali mengikuti tes kedokteran," ujar Edi kepada wartawan.

Edi mengatakan, pada tes PMB gelombang ketiga ini, Unisba melakukan antisipasi dengan memperketat proses ujian agar kasus perjokian di gelombang dua tak akan berulang kembali.

"PMB di gelombang kedua sebenarnya sudah ketat. Tapi masih ada orang yang melakukan perbuatan kriminal. Jadi kami makin ketat. Kita memfokuskan diri pada pengawasan prodi kedokteran," katanya. 

Edi menjelaskan, salah satu yang dilakukan dengan ketat pada tes PMB gelombang 3 ini, dilakukan screening di pintu masuk. Jadi, ada Kamdal dan pengawas yang ekstra siaga. "Kami siaga merah untuk mengawasi peserta," katanya. 

Edi menjelaskan, Unisba mengambil kebijakan untuk memperketat tes, sebagai antisipasi jangan-jangan peserta tes gelombang kedua yang menggunakan joki kembali mengikuti tes. "Peserta yang kemarin pakai joki, masuk fakultas mana pun kita tolak. Sudah kami black list," katanya.

Dikatakan Edi, bagi Unisba mahasiswa harus memahami integritas diri dan kejujuran. Hal ini, sangat penting. Apalagi, mereka mencoba masuk ke Fakultas Kedokteran yang harus sangat dijaga kode etik dan perilakunya."Kami, Unisba tak mentolerir perilaku yang tak jujur seperti itu," katanya.

Di tempat yang sama, Wakil Rektor I Unisba, Harits Nu'man mengatakan, proses tes diperketat dengan diberlakukannya proses screening diawal masuk ruangan. Proses screening ini, bahkan melibatkan Kamdal terutama untuk semua mahasiswa yang mendaftar ke Fakultas Kedokteran.

"Khusus fakultas kedokteran tempat tesnya juga kan fokuskan ke satu gedung. Ini tak seperti biasanya, karena biasanya disebar sekarang semua calon mahasiswa kedokteran tesnya di gedung Tamansari I," katanya.

Selain itu, kata dia, semua peserta yang mengikuti ujian psikotes harus melengkapi identitas diri asli dan mencantumkan nomor telepon. Jadi, begitu masuk ke ruangan petugas sudah bisa mengidentifikasi kalau ada joki.

"Berdasarkan identifikasi kami, dari 25 calon mahasiswa yang dikeluarkan karena pake joki, ada 8 orang yang ikut lagi tapi datang sendiri dengan menggunakan identitas asli," katanya.

Menurut Harits, panitia bisa mudah mengenali ke delapan calon mahasiswa tersebut karena identitasnya memang sudah ada. Panitia, tak langsung menghentikan upaya mereka untuk mengikuti tes tapi dipastikan mereka tak lulus karena Unisba memiliki kebijakan terkait masalah kejujuran ini.

"Calon mahasiswa Kedokteran yang mendaftar ada 628 tapi yang akan di terima hanya 59. Memang persaingannya ketat," katanya.

Haris mengatakan, pada gelombang satu dan dua mahasiswa kedokteran yang sudah diterima ada 174 orang. Yakni, rinciannya, pendaftar fakultas kedokteran gelombang I sebanyak 594, gelombang II sebanyak 589 dan gelombang III sebanyak 628. 

"Ya, kalau jumlah pendaftar ke Fakultas Kedokteran ini gelombang I sampai 3 sekitar 1.500. Tapi yang diterima 190. Memang ketat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement