Senin 06 Aug 2018 22:10 WIB

Kemenpora Jamin Uang Saku Harian Atlet tak akan Telat

Uang saku atlet Asian Games ini berbeda dengan gaji atlet.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Endro Yuwanto
Sesmenpora Gatot S Dewa Broto (kanan).
Foto: dok REPUBLIKA
Sesmenpora Gatot S Dewa Broto (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menganggarkan uang saku atlet Asian Games 2018 senilai Rp 1 juta per hari. Uang saku tersebut meningkat dari semula yang diajukan senilai Rp 150 ribu per hari. Jatah uang saku itu juga diterapkan kepada atlet Asian Paragames 2018.

Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot Dewa Broto saat berbincang dengan wartawan pada Ahad (5/8) malam menyampaikan, uang saku sejuta per atlet tersebut sudah resmi diundangkan. Kata dia, persetujuannya lewat Kementerian Keuangan dalam surat keputusan 26 Juli. Namun penyaluran dan pertanggungjawabannya ada di Kemenpora dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI). “Uangnya sudah ada. Yang pasti tidak akan ada telat pencairannya,” ujar dia.

Gatot menjelaskan, uang saku tersebut menjadi hak atlet yang diberikan per harinya. Pemberiannya saat atlet mulai berlaga di Asian Games. Gelaran tersebut baru akan dibuka pada 18 Agustus sampai 2 September. Tapi khusus cabang olahraga (cabor) sepak bola, laga perdana sudah dimulai pada 10 Agustus.

Gatot menerangkan, uang saku diberikan kepada atlet saban akan bertanding. Ada dua mekanisme pengambilan. Yaitu atlet menagih setiap harinya lewat Kemenpora atau KOI. Atau dengan menagih haknya per pekan atau per bulan. “Karena terkadang, atlet ini pasti kerepotan dan akan mengganggu konsentrasinya kalau meminta uang saku per hari. Tapi kami (Kemenpora) memastikan uang saku itu ada dan akan kami berikan,” jelas dia.

Uang saku atlet Asian Games ini berbeda dengan gaji atlet. Sebab menurut catatan, gaji rata-rata atlet pelatnas menuju Asian Games di kisaran antara Rp 5 sampai Rp 7,5 juta. Uang saku dan gaji itu pun melengkapi gelontoran dana atlet di luar bonus prestasi. Di Asian Games tahun ini, pemerintah menyediakan bonus Rp 1,5 miliar bagi atlet peraih medali emas. Atlet peraih perak dan perunggu masing-masing dapat ganjaran bonus Rp 400 dan Rp 200 juta.

Gatot mengatakan, jarak renggang bonus medali tersebut agar para atlet dari 40 cabor Asian Games punya motivasi tambahan meraih prestasi tertinggi. Terkait medali emas ini, Kemenpora pun sudah menggariskan target antara 8 sampai 10 besar dalam perolehan medali emas. Kata Gatot, target peringkat tersebut dengan kalkulasi minimal meraih antara 11 sampai 16 medali emas. Ia menilai target peringkat dan medali emas tersebut realistis dan disanggupi para pengurus cabor.

Dalam rapat kordinasi antara Kemenpora dan pengurus cobor pekan lalu, Gatot mengungkapkan ada 20 dari 40 cabor yang diikuti Indonesia di Asian Games tahun ini menyanggupi perolehan medali emas. "Tadinya ada 21 cabor yang menjanjikan medali emas. Tapi ada satu cabor yang mengevaluasi targetnya dan tidak lagi menargetkan emas. Tapi itu nggak masalah bagi kami," ujar dia.

Komandan Kontingen Indonesia (Cdm) Komjen Pol Syafrudin sudah melakukan pengukuhan persiapan para atlet pada Ahad (5/8). Tercatat ada 940 atlet Indonesia yang akan turun di 465 nomor gelanggang pertandingan terbesar di Asian tersebut. Jumlah kontingen itu bertambah menjadi 1.306 jika memasukkan para pelatih dan ofisial yang ada bersama kontingen Merah Putih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement