Senin 30 Jul 2018 04:51 WIB

Kemenperin Ajak Kampus Berperan di Revolusi Industri

Perguruan tinggi menjadi pusat penelitian dan pengembangan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Pedagang bahan tekstil menata kain dagangannya di Sentra Tekstil, Kawasan Cipadu, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (25/7). Pemerintah telah menyiapkan peta jalan Making Indonesia 4.0 menyambut revolusi industri.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pedagang bahan tekstil menata kain dagangannya di Sentra Tekstil, Kawasan Cipadu, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (25/7). Pemerintah telah menyiapkan peta jalan Making Indonesia 4.0 menyambut revolusi industri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian mengajak perguruan tinggi di Indonesia agar berperan strategis dalam memasuki era perubahan pada revolusi industri 4.0. Langkah kolaboratif triple helix, antara pemerintah dengan pelaku industri dan akademisi ini dinilai penting untuk mewujudkan ekosistem yang mendukung penerapan ekonomi digital.

"Industri 4.0 merupakan perjalanan di bidang inovasi dan teknologi. Namun, khusus di Indonesia, yang juga kita pacu adalah empowering human talents. Jadi, kuncinya ada tiga, sumber daya manusia, teknologi dan inovasi," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ketika menjadi pembicara pada Seminar Nasional Entrepreneurship Indonesia 4.0 yang diselenggarakan Institut Pertanian Bogor (IPB) di Jakarta, Sabtu (28/7).

Pemerintah telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 guna mengimplementasikan berbagai jurus jitu dalam kesiapan menuju revolusi industri generasi keempat. Negara-negara di Asia juga telah menyiapkan diri, seperti India dengan Made in India dan Thailand dengan Thailand 4.0. "Maka Indonesia juga sudah siap," katanya.

Baca juga, Overregulasi, Indonesia Susah Hadapi Revolusi Industri 4.0

Dalam mencapai aspirasi nasional itu, upaya yang perlu ditingkatkan adalah pendidikan. Salah satunya, perguruan tinggi menjadi pusat keunggulan untuk kegiatan penelitian dan pengembangan. Apalagi, ke depan, Indonesia akan memasuki bonus demografi sebagai momentum masa keemasan. Saat ini, di antara negara-negara G20, Indonesia berada di posisi ke-16.

Airlangga meyakini, penerapan ekonomi digital atau industri 4.0, bakal mampu mendongkrak 1-2 persen pertumbuhan ekonomi, menambah hingga 10 juta lapangan kerja, dan peningkatan kontribusi industri manufaktur sebesar 25 persen pada tahun 2030. Untuk itu, Kemenperin memberikan apresiasi kepada IPB yang telah melahirkan banyak lulusannya dalam mendukung sektor industri. 

Rektor IPB Arif Satria menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan peta jalan pengembangan riset baru dalam rangka menemukan material baru bagi dunia industri di era revolusi industri 4.0. "Sudah banyak negara mengembangkan material baru pertanian untuk industri, seperti di Cina yang menjadikan  rumput laut sebagai bahan baku pengganti katun. Dalam pengembangan riset ini, IPB tidak hanya terpaku pada anggaran pemerintah saja, tetapi bagaimana berkolaborasi dengan industri," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement