Ahad 22 Jul 2018 18:56 WIB

Sepak Takraw Berpeluang Rebut Dua Emas Asian Games

Hasil undian Asian Games membuat tim Sepak Takraw Indonesia optimistis.

Rep: Fitriyanto/ Red: Andri Saubani
Presiden International Sepaktakraw Federation (ISTAF) Dato Abdul Halim bin Kader (kiri) bersama Ketua Umum Persatuan Sepak Takraw Indonesia Asnawi (tengah) dan Ketua Umum Sepak Takraw Malaysia Dato Sri Abang Khalid melakukan pengundian cabang olah raga sepak takraw beregu sutra Asian Games 2018 di Jakarta, Kamis (5/7).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Presiden International Sepaktakraw Federation (ISTAF) Dato Abdul Halim bin Kader (kiri) bersama Ketua Umum Persatuan Sepak Takraw Indonesia Asnawi (tengah) dan Ketua Umum Sepak Takraw Malaysia Dato Sri Abang Khalid melakukan pengundian cabang olah raga sepak takraw beregu sutra Asian Games 2018 di Jakarta, Kamis (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seusai pengundian yang dilakukan panitia pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) yang juga dihadiri perwalian dari OCA beberapa waktu lalu tim Sepak Takraw Indonesia optimistis bisa meraih dua medali emas di ajang pesta olahraga terbesar di benua Asia ini. Ketua umum Pengurus Besar Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PB PSTI), Asnawi Rahman, ketika dihubungi Republika, Ahad (22/7) menyatakan, setelah melihat peta kekuatan Indonesia memiliki peluang meraih dua medali emas.

"Setelah melihat hasil undian, kita semakin yakin untuk meraih medali emas. Peluang terbesar meraih emas datang dari nomor Regu Putra dan Quadran Putra" jelasnya

Menurut Asnawi, saingan terberat untuk nomor Regu Putra adalah Korea Selatan dan Cina. "Sedangkan untuk kuadran putra ada Myanmar dan Cina"

Untuk mencapai target emas, saat ini Pelatnas Sepak Takraw Asian Games 2018 fokus berlatih di Sukabumi. "Sebelumnya kita training camp di Thailand. Sekarang semua ada di Sukabumi hingga Asian Games nanti," jelasnya.

Sebelum bertanding ke Asian Games, menurut Asnawi, tim Sepak Takraw Asian Games Indonesia ingin terlebih dahulu menjajal Venue pertandingan di Palembang. "Awal Agustus kita ingin pindah ke Palembang. Kita ingin lebih lama mencoba venue di Jakabaring yang akan digunakan pertandingan Asian Games nanti".

"Sebagai tuan rumah, kita memang memiliki kelebihan untuk menjajal venue lebih lama. Ini sangat penting agar pemain lebih akrab dengan venue yang akan dipakai nanti. Ini harus kita manfaatkan" terangnya.

Untuk penggunaan venue Asian Games bagi tim Indonesia, ketua INASGOC Erick Thohir mendukung, karena sebagai tuan rumah memiliki keuntungan tersebut. Namun, Erick meminta pengguna harus mampu menjaga venue baik fasilitas maupun kebersihan venue tersebut.

"Keuntungan tuan rumah adalah bisa lebih dulu menjajal venue. Namun cabor harus bisa menjaga kondisi dan kebersihan Venue agar tetap bagus saat digunakan pada Asian Games nanti," terang Erick Thohir.

Sementara untuk protes yang dilakukan Malaysia. Di mana Malaysia menyatakan tidak didaftarkan untuk nomor Tim dan Regu Putra, Asnawi mengungkapkan, bahwa itu akal-akalan Malaysia yang memang selalu berbuat curang.

"Di Malaysia saat SEA Games 2017 lalu. Mereka banyak melakukan kecurangan. Kini mereka mencoba melakukan kecurangan lagi. Kita jangan mau dikerjai Malaysia lagi" tegas Asnawi.

Asnawi menceritakan kronologis kasus undian yang dipermasalahkan oleh Malaysia. "Setiap negara hanya boleh mendaftar dua nomor. Malaysia pada 29/6 sudah mendaftar untuk nomor Tim dan Regu Putra. Kemudian pada 4/7 mereka mengubah menjadi Tim Double dan Tim Regu Putra. Namun ketika pengundian mereka ingin kembali lagi ke awal".

"Malaysia memang selalu mendaftar di akhir-akhir batas waktunya mereka ingin mengakali dengan melihat kekuatan peserta lainnya dahulu baru mau diundi. Federasi Takraw Asia yang ikut hadir dalam pengundian menolak keinginan Malaysia," terang Asnawi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement